Jumat, 15 Februari 2013

MEMBANGUN DAN MEMIMPIN TIM

1.1        Pendahuluan
Kepemimpinan sering disalah artikan sebagai suatu karakteristik yang dipunyai oleh orang-orang yang memiliki kedudukan tertentu. Dalam praktik, karakteristik kepemimpinan bisa dimiliki siapapun, dengan atau tanpa kedudukan. Karakteristik ini penting perananya dalam kehidupan berorganisasi. Kehidupan beroganisasi yang dimaksud bukan hanya untuk organisasi seperti partai dan organisasi-organisasi politik, agama dan organisasi non-profit lainnya, tetapi juga karier yang dipupuk dan dikembangkan kea rah penyeliaan dan manajerial selalu diikuti dengan pengembangan karakteristik kepemimpinan. Hal ini diperlukan pula dalam pengembangan karier lateral, dengan peningkatan tanggungjawab. Kepemimpinan merupakan karakteristik dan kemahiran yang sangat berharga bari siapa pun dan hamper di manapun dia berada, bahkan dikeluarga sekalipun.
Seorang SDM juga diharapkan untuk mampu bekerja dalam tim, bahkan juga membentuk tim untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan untuk mencapai hasil yang maksimal bagi perusahaan. Dalam hal ini banyak perusahaan yang melakukan seleksi rekrutmen SDM dengan manruh bobot besar bagi kematangan kepribadian, keramahan dan bahkan kemahiran dalam berhumor yang sangat diperlukan dalam membina kekompakan tim tersebut. Kesemuanya juga relevan sebagai ciri-ciri penting untuk menjadi seorang pemimpin.
Buku yang ditulis oleh Joseph T. Straub mengupas tentang Kepemimpinan dan Organisasi yang menitik beratkan kepada “Membangun dan Memimpin Tim”, yaitu beberapa pendekatan konseptual tentang pemimpin, diikuti dengan diskusi pemimpin mengenai karakteristik pemimpin yang baik, dan dilanjutkan dengan pembahasan berbagai gaya kepemimpinan, berikutnya berisi tentang peran motivasi dalam kepemimpinan, dan membahas peranan motivasi dalam organisasi dan kepemimpinan, tidak lupa buku ini menyajikan pemahaman tentang empowerment atau pemberdayaan mengupas visi yang merupakan pengarahan bagi seorang pemimpin untuk membangun tim.
 1.2        Pendekatan Konseptual Kepemimpinan“yang terbesar diantara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan”
            Sebelum mencoba memahami segala sesuatu tentang kepemimpinan, diperlukan pengertian dasar yang diambil dari berbagai teori tentang kepemimpinan yang menjadi basis pemahaman tentang kepemimpinan itu.
            Teori pertama yang banyak digunakan hádala Teori Perilaku (Sharma, 1995). Teori perilaku ini dikemukakan oleh :
1.            Ohio State Iniversity. Hasil kajian mereka mengatakan bahwa pemimpin yang baik/berhaasil hádala mereka yang menciptakan struktural yang memungkinkan inisiatif ditambah dengan pertimbangan-pertimbangan
2.            University of Michigan. Para alhi dari Universitas ini menggambarkan kepemimpinan sebagai kontinum dengan dua kutub, yaitu yang berorientasi pada manusia (karyawan/pengikut) pada satu kutub dan yang berorientasi pada produksi pada kutub lain.
Teori lain adalah :
1.            Teori Atribut (Attribution Theory) mengatakan bahwa kepemimpinan semata-mata adalah atribut, atau ciri-ciri yang diberikan orang lepada seorang individu. Teori ini membahas ciri-ciri penting cari seorang pemimpin sehingga setiap orang yang mempunyai ciri-ciri tersebut adalah pemimpin
2.            Teori berikut adalah teori yang mengatakan bahwa kepemimpinan itu adalah sifat atau karakteristik yang dibawa semenjak orang lahir. Jadi menurut teori ini kepemimpinan adalah bakat alam yang tidak bisa dipelajari. Teori ini melahirkan pemahaman apa yang disebut Charismatic Leadership.
3.            Teori Tradisional yang mengatakan bahwa perilaku seseorang dalam hubungannya dengan orang lain, termasuk pemimpinya, adalah hasil dari transaksi semata. Jadi sebagai contoh stimulus berupa uang, menghasilkan respons berupa kerja dan ketaatan.
4.            Teori Situasional dari Hersey dan Blanchard (1998). Teori ini mengatakan bahwa ada pola hubungan tertentu antara pemimpin dan pengikut, dan hubungan ini bersama-sama dengan struktur tugas yang ditentukan, menentukan kepemimpinan macam apa yang harus dipraktikkan.
Dalam pelaksanaanya, pemimpin menyesuaikan gaya dan praktik kepemimpinannya dengan kematangan pengikutnya. Bahkan dalam praktik, kematangan pengikut lebih menentukan gaya dan praktik kepemimpinan.
Definisi Kepemimpinan itu sendiri adalah pengaruh antarpribadi yang dilakukan dalam suatu situasi memalui komunikasi, untuk mencapai tujuan tertentu. Dari definisi diatas bahwa dasar dari kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, yaitu usaha pemimpin untuk mempengaruhi perilaku pengikutnya. Tujuan dari pengaruh adalah untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam pelaksanaan kepemimpinan, pemimpin dihadapkan pada suatu situasi tertentu dan melakukan kepemimpinannya melalui komunikasi yang merupakan suatu proses penyampaian pesan yang harus dapat diterima dan di respon oleh pengikut.
Dari pengamatan dan pemahaman terhadap berbagai teori, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan menpunyai unsur-unsur berikut “
1.            Adanya hubungan antar manusia
2.            Hubungan itu berdasarkan posisi, kekuasaan, kemampuan, atau faktor-faktor lain
3.            tujuan dari penyelenggaraan hubungan itu adalah pencapaian tujuan tertentu
4.            Hubungan itu melibatkan individu dan kelompok
5.            Hubungan itu dilakukan dalam situasi tertentu
6.            Hubungan itu dilakukan dengan berbagai macam gaya, yang ditentukan oleh sifat-sifat pemimpin, sifat-sifat pengikut dan situasi dimana proses kepemimpinan itu terjadi
7.            Bahwa dalam keseluruhan proses kepemimpinan, kemunikasi merupakan esensi keberhasilan kepemimpinan
 1.3        Karakteristik Pemimpin“Ada sifat-sifat atau karakteristik seseorang yang membedakan apakah dia seorang pemimpin atau bukan”
                        Seperti dikatakan sebelumnya bahwa semua orang bisa menjadi pemimpin, tetapi pemimpin memang mempunyai karakteristik tertentu yang menyebabkan dia ditaati oleh orang lain. Menurut teori atribut, kepemimpinan merupakan bakat bawaan sehingga kepemimpinan tidak bisa dipelajari. Ada orang yang dilahirkan untuk menjadi pemimpin dan ada yang dilahirkan tidak dengan bakat pemimpin. Dilain pihak, penulis atau ahli kepemimpinan seperti John Adair (2000) selalu menekankan pelatihan kepemimpinan untuk para manajer. Jadi menurut Adair kepemimpinan bisa di pelajari.
            Para ahli menampilkan gaya yang berbeda-beda dalam mengulas karakteristik pemimpin yang baik. Beberapa ahli menggunakan pendekatan-pendekatan tertentu dalam menentukan karakteristik tersebut, tetapi beberapa lainnya dengan gamblang mengajukan senarai karakteristik pemimpin, seperti halnya Bennis (1994). Brikut ini diuraikan pandangan-pandangan mengenai karakteristik pemimpin yang diambil dari beberapa penulis.
1.            Pandangan Tradisional menekankan bahwa ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang membedakan seorang pemimpin dan bukan pemimpin. Benni (1994) juga mengatakan bahwa ciri-ciri atau sifat-sifat positif dari seorang pemimpin adalah :
-                Kecerdasan
-                Dasar ilmu yang kuat
-                Bertanggungjawab
-                Berpatisipasi sosial yang baik
-                Status sosio-ekonomik
-                Bisa diandalkan
2.            Kouzes dan Posner (1993) mengatakan bahwa meyoritas populasi penelitinya dalam 10 tahun menginginkan seorang pemimpin yang :
-                Jujur
-                Kompeten
-                Berwawasan jauh ke depan
-                Selalu memberikan inspirasi
3.            Ada pula pandangan bahwa pemimpin adalah pelopor yang selalu mencari peluang baru dan selalu mengubah status qou. Pemimpin selalu berinovasi, bereksperimen dan mencari cara untuk memperbaiki organisasi. Pemimpin memperlakukan kesalahan sebagai pengalaman pembelajaran. Pemimpin juga siap menghadapi tantangan.
4.            Para ahli juga menemukan bahwa ada korelasi yang signifikan antara ciri-ciri atau sifat-sifat berikut dengan keberhasilan manajerial :
-                Kecerdasan : tanpa kecerdasan, manajer tidak akan mampu membuat konsep dasar segala sesuatu yang akan dilakukan
-                Kemampuan membimbing : pemimpin selalu membimbing pengikutnya demi pemberdayaan dan kemandirian dalam melaksanakan tugas
-                Inisiatif : seorang pemimpin tidak menunggu orang lain untuk memberikan perintah, tetapi dia berinisiatif karena dia percaya dia melakukan apa yang benar.
-                Percaya diri : seorang pemimpin harus percaya diri dalam menghadapi masalah, ancaman dan pengikutnya supaya timbul kepercayaan dalam diri pengikutnya
5.            John Adair (1989) juga mengemukakan kualitas seorang pemimpin dangen menyebutkan kecerdasan, semangat, inisiatif dan antusiasme. Dia juga mengatakan bahwa kempemimpinan bukan sekedar atribut pribadi atau kualitas kepribadian secara umum, yang dirangkum menjadi kualitas kepemimpinan. Kepemimpinan adalah peran yang ditentukan oleh penghargaan atau eksperimen kelompok atau organisasi.
Demikain pula yang terjadi dengan setiap karyawan perusahaan atau para anggota suatu organisasi. Tentu saja karyawan atau anggota suatu organisasi yang efektif harus memiliki kemampuan dan kemahiran kepemimpinan. Dalam satu atau lain hal, mereka masing-masing harus memimpin. Tanggung jawab yang lebih besar selalu disertai dengan wewenang yang lebih pula, dan ini berarti jenjang kepangkatannya pun akan meningkat. Untuk itu, pemimpin yang bisa memimpin dirinya maka dia akan bisa memimpin tim dan bisa membangun tim dengan baik.
 1.4        Perilaku Organisasi
Perilaku organisasi adalah suatu studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam organisasi atau suatu kelompok tertentu. Ia meliputi aspek yang ditimbulkan dari pengaruh organisasi terhadap manusia demikian pula aspek yang ditimbulkan dari pengaruh manusia terhadap organisasi. Tujuan praktis dari penelaahan studi ini adalah untuk mendeterminasi bagaimanakah perilaku manusia itu mempengaruhi usaha pencapaian tujuan-tujuan organisasi.
Serentetan definisi tentang perilaku organisasi selalu titik awal pemberangkatannya dimulai dari perilaku manusia dan atau lebih banyak menekankan pada aspek-aspek psikologi dari tingkah laku individu. Hal-hal lain yang kiranya bisa diperbandingkan, seprti yang dijelaskan oleh Duncan, antara lain :
1.            Studi perilaku organisasi termasuk didalamnya bagian-bagian yang relevan dari semua ilmu tingkah laku yang berusaha menjelaskan tindakan-tindakan manusia didalam organisasi
2.            Perilaku organisasi sebagaimana suatu disiplin mengenal bahwa individu dipengaruhi oleh bagaimana pekerjaan diatur dan siapa yang bertanggungjawab untuk pelaksanaannya.
3.            Walaupun dikenal adanya keunikan pada individu, namun perilaku organisasi masih memusat pada kebutuhan manajer untuk menjamin bahwa keseluruhan tugas pekerjaan bisa dijalankan.
Perilaku organisasi dapat dirumuskan sebagai sistem studi dari sifat organisasi seperti misalnya : bagaimana organisasi dimulai, tumbuh dan berkembang dan bagaimana pengaruhnya terhadap anggota-anggota sebagai individu, kelompok-kelompok pemilih, organisasi-organisasi lainnya dan institusi-institusi yang lebih besar.
 1.5        Unsur-Unsur Tim
Tim yang dinamis adalah tim yang berkinerja tinggi, tim yang memanfaatkan energinya untuk menghasilkan sesuatu. Tim trsebut merupakan tim yang percaya diri, tim yang para anggotanya mengadari kekuatannya dan menggunakannya untuk mencapai tujuan. Mereka juga merupakan tim yang pada anggitanya saling membantu satu sama lain, saling memberikan umpan balik dan saling memotivasi.
Semua tim yang dinamis memiliki karakter utama yang sama. Dnegan membaca daftar berikut ini anda akan mengetahui mengapa tim yang dinamis tampak menonjol diantara tim pada umumnya. Anda akan tahu apa yang harus diperjuangkan apabila membentuk suatu tim, atau anda bisa menggunakan daftar tersebut untuk menilai kekuatan dan kelemahan tim.
1.            Menyatakan secara jelas misi dan tujuannya
Sebuah tim perlu menyatakan secara jelas maksud dan tujuannya, bukan hanya sekedar memahami apa yang perlu dilakukan pada saat teersebut, tetapi memahami keseluruhan fokus tim. Tujuan dan sasaran yang dipahami oleh seluruh anggota tim akan meningkatkan komitmen. Pemimpin tim yang dinamis memastikan bahwa semua anggota terlibat dalam penetapan tujuan tim.
2.            Beroperasi secara efektif
Percobaan dan kreatifitas merupakan tanda penting dari tim yang dinamis. Tim semacam itu memperhitungkan resiko dengan mencoba cara yang berbeda dalam melakukan sesuatu. Mereka tidak takut menghadapi kegagalan dan mereka selalu mencari peluang untuk mengimplementasikan proses atau teknik baru. Mereka juga bersikap luwes dan kreatif ketika menghadapi masalah dan membuat keputusan.
3.            Memfokuskan pada hasil
Kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang dibutuhkan, kektika diperlukan, merupakan ujian yang sebenarnya. Tim yang dinamis mampu mencapai hasil melampaui kemampuan jumlah dari individu yang menjadi anggotanya. Pada anggota tim secara terus menerus memenuhi komitmen waktu, anggaran, dan mutu. “produktifitas optimum” merupakan tujuan bersama.
4.            Memperjelas peran dan tanggung jawab
Tim yang dinamis dengan jelas menetapkan peran dan tanggungjawab untuk semua anggotanya. Setiap anggota tim tahu apa yang diharapkan dari dirinya dan mengetahui peran rekan sesama angggota tim. Tim yang dinamis selalu memperbaharui peran dan tanggungjawab anggotanya sesuai dengan oerubahan tuntutan, sasaran dan teknologi.
5.            Diorganisasikan dengan baik
Tim yang dinamis menetapkan bentuk protokol, prosedur dan kebijakan sejak awal. Struktur memungkinkan tim untuk memenuhi tuntutan setiap tugas yang harus ditangani
6.            Dibangun diatas kekuatan individu
Pelatihan tim olahraga terus-menerus menginvestasikan keterampilan para pemainnya. Demikian pula, pemimpin tim bisnis yang dinamis secara teratur mencatat pengetahuan, keterampilan dan bakat timnya. Pemimpin tim menyadari kekuatan dan kelemahan para anggotanya, sehingga bisa secara efektif memanfaatkan kompetensi individu
7.            Saling mendukung kepemimpinan anggota yang lain
Dalam tim yang dinamis, kepemimpinan dibagi diantara para anggotanya. Tidak ada kepemimpinan mutlak. Dalam tim yang demikian, setiap anggota memiliki kesepakatan untuk “bersinar” menjadi bintang. Anggota juga menghargai peran resmi supervisi, karena pemimpin formal dalam tim yang dinamis selalu mendukung upaya tim dan menghargai keunikan individu.
8.            Mengembangkan iklim tim
Tim yang berkinerja tinggi anggota yang secara antusias bekerja bersama dengan tingkat keterlibatan dan energi kelompok yang tinggi. Secara kolektif, individu anggota merasa lebih produktif dan menemukan bahwa aktivitas tim memperbaiki kepentingan dan semangatnya. Tim semacam itu mengembangkan karakter yang berbeda dan menonjol.
9.            Menyelesaikan ketidaksepakatan
Ketidaksepakatan akan selalu terjadi pada setiap tim. Ketidaksepakatan tidak selalu buruk atau destruktif. Tim yang dinamis bisa menghadapi konflik secara terbuka. Anggota tim mengakui adanya konflik dan berusaha memecahkan melalui diskusi yang jujur dan saling percaya
10.        Berkomunikasi secara terbuka
Anggota tim dinamis berbicara secara langsung dan jujur. Masing-masing orang memberi dan mendapatkan saran dari anggota yang lain, mempertimbangkan dengan sesungguhnya ucapnya dan kemudian mengembangkan gagasan.
11.        Membuat keputusan secara objektif
Tim yang dinamis memiliki pendekatan yang mantap dan proaktif untuk memecahkan masalah serta membuat keputusan. Keputusan dicapai melalui konsensus, setiap orang harus “bisa menerrima” keputusan tersebut dan bersedia mendungkung. Anggota merasa bebas untuk mengungkapkan perasaanya terhadap suatu keputusan. Anggota tim memahami dengan jelas dan menerima semua keputusan dan bersedia mengikuti (mendukung) rencana yan ditetapkan.
12.        Mengevaluasi efektifitasnya sendiri
Sebuah tim perlu menguji dirinya sendiri secara rutin. Tujuanya adalah untuk melihat bagaimana pelaksanaan rencananya selama ini. “Penyempurnaan berkelajutan” (continuous improvement) dan “manajemen proaktif” (proactive management) merupakan falsafah yang bisa diterapkan dengan baik bagi pembentukan tim yang dinamis. Jika muncul masalah kinerja, mereka bisa segera memecahkan sebelumnya berkembang permasalahan serius.
Unsur-unsur yang disajikan diatas adalah daftar. Jarang sekali ada tim yang hebat pada masing-masing butir diatas. Tetapi yang penting secara keseluruhan, unsur-unsur tersebut mendukung kehebatan tim.
 1.6        Membangun Tim Yang Baik
Apakah anda bersama tim siap untuk membangun sebuah tim yang dinamis ? jika siap, berarti sekarang anda membutuhkan sebuah model sebagai panduan untuk mencapai tujuan akhir yang ditetapkan. Dalam beberapa hal, rute yang akan anda tempuh mungkin bervariasi, tetapi secara umum semua tim yang dinamis melewati jalur yang sama.Anda bisa membayangkan proses seperti tahapan mendaki gunung. Tim yang baik membutuhkan perencanaan, strategi dan tentu saja kerja keras untuk menaklukan gunung tersebut. Anda tidak bisa menaklukan puncak gunung dalam semalam, namun jika tim anda tekun, terus menerus bergerak naik, meskipun perlahan, akan membuahkan hasil yang menggembirakan.
Tahapan utama perkembangan Tim adalah membangun tim yang dinamis melewati empat tahapan utama berikut ini :
1.            Menetapkan arah
Tim anda harus memfokuskan pada misinya dan membuat garis besar jalur yang akan ditempuh selama perjalanan. Anda akan menjalankan tahap kritis pertama dalam pendakian gunung ini dengan menetapkan tujuan, prioritas dan peraturan bagi tim anda
  
2.            Bergerak
Tahap bergerak mendorong anda untuk mulai mendaki gunung dengan memastikan bahwa peran dan tanggungjawab semua anggota tim ditetapkan dengan jelas. Dalam fase ini, anda juga akan menghadapi berbagai kendala yang harus diatasi
3.            Mempercepat gerak
Fase mempercepat gerak menyebabkan produktifitas naik dengan cepat. Tim anda mengatasi kesulitan dengan memanfaatkan umpan balik dari sesama anggota, manajemen konflik, kerja sama, dan pembuatan keputusan yang efektif. Anda menguasai wilayah dengan cepat dan efektif, menaklukan gunung dengan kekuatan dan daya tahan mutlak
4.            Sampai
Pada fase paling akhir-sampai-tim anda mencapai puncak gunung. Anda telah mencapai prestasi puncak. Tim anda telah benar-benar berfungsi sebagai tim yang baik. Dengan demikian, meskipun tim anda akan menghadapi berbagai rintangan, anda telah memiliki banyak peluang. Pada bab berikutnya, kita akan melihat bagaimana sebuah tim siap mendaki
       1.7        Fase Menetapkan Arah Menuju Misi
Fase pertama dalam membangun tim dinamis adalah memfokuskan para anggota pada tujuan tim. Untuk meyelesaikan fase pertama, mengarahkan ke misi tim. Anda perlu merumuskan ; pernyataan misi tim, tujuan dan prioritas tim serta peraturan.
Membuat pernyataan misi tim. Menyepakati pernyataan misi tim sama dengan menyepakati suatu tujuan. Jika beberapa anggota tim meyakini bahwa menaklukan Puncak produktifitas merupakan kunci keberhasilan tim, sementara anggota yang lain hanya berfikir mendaki Gunung Cincai saja, berarti tim anda telah memotong potensi prestasinya. Kekuatan anda terpecah. Tim anda membutuhkan konsensus.
1.            Melakukan sumbang saran gagasan
Dengan meminta gagasan dari anggota tim berarti melibatkan mereka dalam proses pembentukan tim. Mulailah dengan meminta mereka untuk mengidentifikasi hal hal yang telah berjalan baik
2.            Menganalisis gagasan
Setelah menyelesaikan sumbang saran, selanjutna tim perlu mengevaluasi manfaat dari masing-masing gagasan yang dihasilkan. Pernyataan misi yang memberikan kesempatan kepada anggota timuntuk secara seksama mempertimbangkan gagasan yang diajukan.
3.            Membuat draf pernyataan misi
Tahap berikutnya memeilih gagasan yang terbaik dan membuat draf peryantaan misi. Karena pernyataan ini masih dalam bentuk draf, tidak perlu khawatir kalau belum sempurna. Anda cukup mempertimbangkan gagasan anggota tim dan pemikiran sendiri mengenai maksud keberadaan tim. Kemudian berikan contoh pernyataan misi dan mintalah tanggapan serta perubahan untuk memperbaikinya.
4.            Memfinalkan dan membuat komitmen terhadap pernyataan misi
Susun kembali pernyataan misi dengan bantuan anggota tim. Memang tidak ada rumusan yang bisa memuaskan semua anggota tim, tetapi pernyataan dasarnya harus disepakati oleh semuanya. Setelah disepakati, mintalah komitmen dari setiap anggota tim. Untuk memantapkan komitmen, tuliskan secara jelas pernyataan misi tersebut dan tayangkan secara teratur di tempat yang strategis
 1.8        Fase Meraih Efektifitas Tim
Setelah fase sebelumnya, tim anda berada di kaki gunung, dengan peta di tangan. Anda sudah tahu arah mana yang harus dituju dan dimana saja harus berhenti sepanjang perjalanan. Pada fase kedua anda perlu ; mengklarifikasi peran dan tanggung jawab anggota tim, mengindentifikasi penghalang.
Tim yang dinamis bisa mencapai tujuan secara jauh lebih efektif dibanding pencapaian tujuan secara individu. Untuk meraih efektifitas, anda harus mengindentifikasi peran dan tanggung jawab. Dengan mengklarifikasi peran dan tanggung jawab masing-masing anggota, tim anda akan mengetahui cara meraih keberhasilan. Anggota tim tidak akan “berada dalam kegelapan”, dan tersandung-sandung selama perjalanan pendakian
Ungkapkan harapan dan antisipasi. Tidak semua orang memiliki pandangan yang sama mengenai tugas atau tanggungjawab. Anda perlu mengungkapkan harapan dan antisipasi untuk masing-masing tugas sebelum diberikan kepada penaggungjawabnya. Kemudian anda harus menunjukan secara tepat apa yang perlu dilakukan untuk mencapai masing-masing tugas
Libatkan semua anggota tim. Ingatlah, semua tim tidak menghendaki kepemimpinan yang otoriter. Sebuah tim hanya bisa berfungsi sebagai tim sejati bila semua anggotanya berpartisipasi, bukan Cuma bekerja bila diperintahkan saja. Anda tidak bisa mendapatkan hasil yang dinamis jika hanya anda sendiri yang menetapkan tanggung jawab mereka. Dengan memberikan kesempatan anggota tim secara bersama memutuskan tanggungjawab senddiri, komitmen mereka meningkat.
Mengindentifikasi kespesifikan. Setelah anggota tim mengindentifikasi keinginannya, tibalah waktunya untuk mengindentifikasi secara spesifik, dengan demikian anda akan mengetahui apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dan siapa yang akan membantu tercapainya keberhasilan tim.
Membahas akuntabilitas. Setelah menerapkan peran dan tanggungjawab spesifik, anda dan anggota yang lain bisa melihat pengaruh masing-masing anggota terhadap keberhasilan tim. Keberhasilan tim anda tergantung pada kemampuan masing-masing anggota dalam memenuhi perannya. Hanya bila setiap anggota komit terhadap pernyataan misi tim, maka mereka juga akan komit terhadap tanggung jawab sendiri. Mengindentifikasi penghalang. Pada fase ini biasanya simtom buruknya tim mulai bisa diindentifikasikan kuncinya bukan hanya mengetahui gejala tim yang buruk, tetapi justru mengobati sebab yang mendasarinya. Apabila tidak dilakukan, hal ini bisa dinamis. Anda tidak boleh ragu untuk menghadapi berbagai penghalang, tetapi anda bisa menghindarinya dengan persipan yang memadai.
 1.9        Fase Mempercepat Gerak Kerja Sama Tim
Pada akhir fase kedua diatas, momentum tim harus sudah meningkat sehingga mampu mendaki gunung dengan cepat. Pada awalnya, pendakian ini memungkinkan penyenangkan, tetapi sering kali daya tarik pertualangannya lama-kelamaan menghilang ketika tugas sehari-hari menjadi membosankan dan teman petualangan mulai jengkel kepada anda. Anda harus memilih untuk mundur atau membuat upaya ekstraguna mendorong tim anda mencapai puncak gunung.
Anda telah membuat pernyataan misi, memilih tujuan dan menyusun pedoman tim anda. Anda telah mengklasifikasikan peran dan tanggung jawab anggota tim, baik dalam penugasan tim manajemen maupun individu. Sekarang pada fase ini anda harus menanamkan upaya yang perlu untuk membuat tim anda menghasilkan sesuatu. Untuk mempercapat gerak, tim anda harus : meningkatkan umpan balik sesama anggota, memiliki komitmen untuk menyelesaikan konflik, bekerja sama untuk berkreatifitas dan menangani pembuatan keputusan. Mungkin ini merupakan langkah-langkah yang sulit, tetapi yang difokuskan untuk menjadi dinamis akan berusaha melakukannya.
Menciptakan lingkungan yang mendorong anggota untuk memenuhi tujuan tim mensyaratkan adanya umpan balik sesama anggota. Tanpa umpan balik, baik yang positif maupun yang negatif, anggota tim akan kekuranan inspirasi untuk memperbaiki kekurangan yang ada atau untuk memeperoleh keunggulan. Dalam tahap pertama membangun tim yang dinamis, anda mendapati perlunya menentukan prioritas bagi masing-masing anggota tim. Dengan adanya prioritas, anggota tim membatu untuk memfokuskan pada tujuan tim dan memungkinkannya untuk memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi. Jika prioritas anda jelas dan ringkas, akan memudahkan untuk memberi umpan balik yang konstruktif. Karena setiap anggota tim saling mengetahui tanggungjawabnya satu sama lain, maka umpan balik anda akan objektif dan tidak bertele-tele.
Langkah kedua adalah melakukan observasi perilaku dan kinerja. Anda tidak akan bisa memberikan umpan balik kecuali secara prbadi langsung mengamati bagaimana sesama anggota tim bekerja. Jangan sepelekan langkah ini. Jika anda memberi umpan balik berdasarkan kabar dari orang lain atau berdasarkan harapan anda sendiri, anggota tim akan merasakan tidak adanya bukti yang subtansial, dan akan berakhir dengan tidak tercapainya tujuan anda. Langkah berikutnya memberikan umpan balik dengan segera. Jangan menunggu terlalu lama untuk memberi umpan balik. Jika anda segan untuk memberi umpan balik, potensi anda untuk mengarahkan atau memberi inspirasi akan menurun. Jika umpan balik anda terutama positif tetapi anda menunda untuuuk menyampaikannya, anggota tim yang menerimanya akan mempertanyakan kepentingan dan ketulusan anda. Jika umpan balik anda berisi kritik yang konstruktif dan anda menunda menyampaikanny, anggota tim juga akan bertanya mengapa anda jengkel.
Mengakui pencapaian sasaran secara berhasil akan membantu memastikan bahwa sesama anggota tim akan terus bekerja dengan baik. Untuk mengakui keberhasilan kerja tim bisa dilakukan dengan cara seperti misalnya mengajak makan siang diluar atau memberi penghargaan atas keberhasilannya.
Yang perlu dilakukan adalah memiliki komitmen untuk menyelesaikan konflik. Setiap tim yang berhasil pasti menguasai cara menyelesaikan konflik mereka memanajemeni konflik sehingga tidak menggangu tim, menybabkan perpecahan atau menghalangi kemajuan. Tim yang dinamis belajar menyelesaikan ketidakpastian dengan segera jika tidak konflik akan merebak dari waktu ke waktu, akan mengubah iklim yang tadinya sehat menjadi tidak sehat. Tim yang berhasil selalu melibatkan kerja bersama. Tim yang memanfaatkan kapasitas penuh semua anggoanya memahami kerja sama. Ketika semua anggota tim bekerja bersama selama pertemuan tim, gagasan kreatif muncul dan terjadilah inovasi.jika pemimpin membuat semua keputusan untuk timnya, maka kekuasaan akan terenggut dari semua anggotanya. Ini merupakan hirarki pembuatan keputusan tradisional. Anggota tim dengan enggan mengikuti semua keputusan yang dibuat oleh pemimpin, yang pada gilirannya pada pengamalan keputusan. Memperkuat kerjasama tim telah menggerakkan tim anda menuju puncak prestasi. Anggota tim berkomitmen untuk menyelesaikan konflik secara konstruktif, keterampilan memberikan umpan balik telah ditingalkan dan proses pembuatan keputusan yang efektif telah dibuat dan didukung. Sebernanya puncak ini telah ada didepan mata.
 1.10    Fase Sampai di Puncak Prestasi
Anda telah berhasil membangun dan memimpin tim menjadi tim yang solid dan dapat diandalakan. Tujuan saat ini adalah mempertahankan pegangan anda untuk meminta tim anda tetap berkomitmen. Mempertahankan posisi puncak memang sangat sulit namun demikian cara yang mungkin efektif adalah memberikan motivasi yang tiada berhenti dan selalu melakukan inovasi kepada seluruh anggota tim.
    1.11    Ikhtisar
Membangun dan memimpin tim yang baik memerlukan waktu. Upaya ini membutuhkan kesabaran, ketahanan dan semangat yang membara untuk mencapainya. Tetapi anda telah melakukannya, langkah demi langkah sampai berhasil mencapai puncak. Dan apabila perubahan menyebabkan anda terlempar dari pegangan, anda dan seluruh anggota tim akan bangkit kembali, serta berusaha memanjat kembali dengan semangat baru.
Mengapa kita perlu melakukan semua ini ? mengapa kita tidak naik pesawat terbang saja dan minta ppilotnya untuk menurunkan kita di puncak gunung ? karena tidak akan pernah pesawat akan membawa anda kesana. Kesuksesan harus diukir sejak dini dan sejak awal seperti orang yang mengumpulkan uang sedikit demi sedikit dan akhirnya menjadi bukit demikian halnya kekompakan dalam membangun dan memimpin Tim yang baik tidak dapat dilakukan secara cepat “instant” semua itu butuh proses dan mengajaran-mempelajadi yang lama, terlebih mempertahankanya manjadi lebih konstan akan lebih memakan waktu. Namun semua itu tidak ada yang tidak mungkin dicapai, jika ada kemauan dan ketekunan dari pemimpin kepada anggotanya semua akan tercapai dengan baik.ya

Minggu, 12 Agustus 2012

10 hal untuk menjadi pemimpin yang baik

10 hal untuk menjadi pemimpin yang baik

Ketika kesempatan menjadi pemimpin tiba, setiap orang ingin menjadi pemimpin yang terbaik dan dicintai oleh bawahan atau anggotanya. Kata terbaik bisa diartikan macam-macam oleh tiap orang, bahkan ada yang mengartikan pemimpin terbaik adalah pemimpin yang selalu dipatuhi anak buahnya. Namun sebenarnya sepuluh kualitas berikut inilah yang perlu Anda miliki untuk menjadi pemimpin yang baik.

Visioner
Pemimpin punya pemahaman yang jelas tentang mau dibawa ke mana perusahaan/organisasinya dan memiliki strategi yang jelas untuk mencapainya.

Berkomunikasi dengan baik
Pemimpin yang baik bisa memastikan pesan yang disampaikannya diterima oleh setiap orang dalam organisasi dengan persepsi yang sama dan jelas.

Bersahabat dan membumi
Kemampuan seseorang untuk menjadi teman yang menyenangkan akan membantu seorang pemimpin untuk membangun relasi dan mengembangkan semangat tim yang baik.

Membuat orang lain melakukannya
Disebut pemimpin karena dia memimpin, dan pekerja disebut demikian karena dia bekerja. Pemimpin yang baik mampu mendorong orang lain untuk melakukan tugasnya, dan bukan melakukan sendiri semua tugas-tugas itu.

Paham tentang bidang yang digeluti
Tidak hanya sekedar visioner dengan strategi dan arah yang jelas, pemimpin yang baik paham benar seluk beluk, kekurangan dan kelebihan, risiko serta segala hal tentang bidang yang digeluti.

Jadi panutan
Pemimpin berada di garis depan dan memberikan pengaruh yang baik bagi perusahaan dan bawahannya. Dalam segala hal dirinya mampu menjadi teladan.

Mudah untuk dinilai
Berubah-ubah sikap untuk menyamarkan citra diri yang sesungguhnya, ini bukan sikap pemimpin yang baik. Seorang pemimpin mengambil sikap yang jelas tentang bagaimana dia akan mendengarkan, menyampaikan sesuatu, melihat dan menilai sesuatu, serta konsisten dengan sikapnya itu.

Memiliki kharisma
Beriringan dengan citra dan kemampuan berkomunikasi yang baik, pemimpin yang baik memiliki sesuatu yang istimewa di dalam dirinya yang membuat orang lain pun merasakannya.

Sangat tekun
Tidak cukup hanya punya skill, pemimpin yang baik sangat tekun dalam pencapaian tujuan dan visi yang telah ditetapkan. Pemimpin bisa sangat kejam untuk itu, namun pemimpin yang baik melakukannya dengan cara yang sangat bersahabat.

Penuh semangat
Pemimpin yang baik membawa energi yang sangat besar bagi bawahannya, dan selalu ada semangat yang dikobarkan dalam setiap tugas yang diberikan, dalam setiap bidang yang ditangani You might also lik

SPIRIT"

SPIRIT"

Salah satu kunci karir adalah kepemimpinan yang bagus. Dan salah satu tugas pemimpin adalah kemampuan untuk mengelola spirit, mengelola semangat kelompoknya. Seorang pemimpin diangkat kelompoknya untuk mempersatukan mereka, mempersatukan menuju ke sebuah tujuan dan yang terpenting bagi pemimpin selain kejelasan tujuan itu sendiri adalah semangat, spirit yang harus ditularkan kepada anak buahnya. Bahkan semangat itu harus hidup di dalam sanubari pengikutnya dan menjadi 'roh' dari kelompok itu.

Salah satu cerita yang menarik mengenai roh semangat ini adalah mengenai Ferdinand De Magelhaens, seorang nahkoda dan petualang berkebangsaan Portugis. Pada suatu waktu Magelhaens berkeinginan untuk menemukan 'Pulau Rempah-rempah di Timur' dan demi tujuan itu, ia rela melepas kewarganegaraan Portugal dan menghadap Charles V, Raja Spanyol yang masih muda. Magelhaens meminta sang Raja untuk memberinya sebuah armada. Dia akan berlayar ke arah barat dan menemukan pulau rempah-rempah yang terletak di timur. Akhirnya oleh Charles ke V Magelhaens dibekali 5 buah kapal tua yang salah satunya diberi nama Victoria, artinya kemerdekaan. Dengan susah payah dia merekrut hampir 300 orang dari berbagai latar belakang, sikap, ukuran bentuk dan kewarganegaraan dan ia pun lalu berangkat menghadapi tantangan laut yang luar biasa.

Di tengah perjalanan mereka sempat kehabisan makanan dan tidak seekor ikan pun yang dapat ditangkap untuk dimakan, tidak ada daging yang masih tersisa. Ia mengatakan saya lebih baik makan kulit daripada kembali. Namun akhirnya mereka pun menemukan pulau rempah-rempah itu yang kini disebut sebagai Phillipina. Tiga tahun kemudian setelah Magelhaens meninggalkan Spanyol, penduduk melihat kapal yang berlayar dengan keadaan yang sudah sangat parah, itulah kapal Victoria-nya Magelhaens. Dari lebih 200 orang yang berangkat tinggal 18 orang yang kembali dan Magelhaens, pemimpin mereka ternyata telah dikuburkan di Filipina. Jadi ketika mereka kembali ke Spanyol mereka sebenarnya kembali tanpa pemimpin mereka. Inilah semangat yang telah dipompakan oleh pemimpin mereka agar sampai kepada tujuan mereka, pulau rempah-rempah.

Apa yang kita dapat simak dari kisah ini? Tujuan telah menjadi obsesi dari seorang Magelhaens, semangatnyanya yang luar biasa telah menular kepada seluruh anak buah, bahkan semangat itu tetap hidup ketika dia sudah meninggal. Salah satu ciri pemimpin yang hebat adalah mempunyai semangat yang tinggi. Jika pemimpin saja tidak mempunyai spirit yang tinggi, tidak punya optimisme yang tinggi, bagaimana dia bisa memberi semangat kepada orang lain? Dan keberhasilan seorang pemimpin sangat ditentukan oleh bagaimana dia menularkan semangat itu kepada pengikutnya.

Mission Impossible

Ketangguhan pemimpin dalam memelihara spirit pengikutnya juga diuji dalam mission impossible. Salah satu kisah yang legendaris sebagai mission impossible ini adalah kisah Mao Xe Dong dengan long march-nya di bulan Oktober tahun 1934. Pada waktu itu serangan udara Komintang menghancurkan benteng-benteng tentara merah di Kiangshi. Mao berniat untuk mengadakan perjalanan kaki menuju daerah konsentrasinya sejauh 10.000 kilometer. Rombongan besar manusia yang panjang memutar, melilit melintasi gunung yang bergerak hanya pada malam hari, meniti jalan setapak sambil memegangi obor, dan untuk masa yang hampir satu tahun lamanya. Mao kadang membuka mantelnya dan memberikan kepada seorang serdadu yang kedinginan, suatu tindakan yang pernah melegenda. Baru dua minggu menjelang satu tahun, akhirnya sampailah mereka di Shensi - tujuan akhir mereka - pada tanggal 20 Oktober tahun 1935 dengan sisa hanya sedikit orang dan dalam keadaan lemah.

Lalu apa sih rahasianya memimpin suatu gerakan mission impossible ini? Yang pertama, kita harus pandai menemukan arti dari tantangan dengan mengerjakan mission impossible tadi. Karena menemukan arti ini kita akan dapat menjiwai dan menikmati "tugas kita". Bekerja dengan jiwa akan menumbuhkan daya juang, spirit untuk all out, dengan segenap potensi dan sumber daya yang ada. Yang kedua, kita harus memupuk kepercayaan diri kelompok. Daya juang ada kalanya melemah begitu terbentur tembok kesulitan. Pemimpin yang baik berperan dalam mengembalikan kepercayaan diri orang-orangnya, bahwa di balik kesukaran ini ada energi ekstra yang belum pernah terpakai. Yang ketiga, penting tentu kelompok harus mempercayai pemimpinnya. Kredibilitas pemimpin sangat berperan di sini. Singkat kata, seorang pemimpin sejati mampu mengobarkan semangat, tidak ada yang tidak mungkin bagi para pengikutnya.

Seseorang pemimpin perlu mempertimbangkan keunikan, kebutuhan dan harapan setiap anak buah dan harus mampu mengenali pendorong-pendorong utama apa saja yang dijadikan landasan motivasi untuk bekerja. Tahapan ini merupakan tahapan awal untuk dapat mengimplementasikan proses kepemimpinan dan pemberian motivasi. Akan tetapi, tugas utama seorang pemimpin sebenarnya tidak hanya berhenti pada mengenali dan memanfaatkan "motivator" kerja anak buah semata, tetapi juga dihadapkan pada kewajiban untuk dapat "mengembangkan" kualitas dari motivator yang dimiliki anak buah dengan tujuan memudahkan proses pembinaan motivasi selanjutnya dan sebenarnya, secara tidak langsung juga telah memberikan kontribusi bagi pengembangan diri anak buah.

Agar pemimpin dapat memotivasi anak buah dengan lebih mudah, diperlukan kemampuan untuk dapat menunjukkan "arti" dari pekerjaan yang akan dilakukan dan menunjukkan "keuntungan" yang akan diraih. Akan tetapi, tidak semua keuntungan dapat dengan mudah dinyatakan dan tidak semua keuntungan dapat dengan cepat diperoleh.

Lalu bagaimana cara kita meyakinkan anak buah bahwa apa yang kita janjikan akan benar-benar membawa nilai positif? Dalam kondisi seperti ini, pemimpin sebaiknya dengan cerdik memanfaatkan kepandaian berkomunikasi agar dapat menggambarkan peluang pencapaian secara lebih meyakinkan.

Keyakinan dan kepercayaan anak buah juga dapat ditingkatkan dengan cara menunjukkan kepada mereka bahwa pemimpin juga "percaya" bahwa tujuan dan keuntungan yang akan dicapai bukanlah hal yang mustahil. Justru tantangan seperti inilah yang dihadapi pemimpin masa kini, bagaimana kemampuan mereka dalam mengubah pola pikir jangka pendek menjadi jangka panjang.

Dalam proses pelaksanaan kerja, kadangkala anak buah kehilangan motivasi karena tidak dapat melihat arti dan keuntungan dari apa yang sedang dilakukan. Dalam kondisi seperti ini, pemimpin perlu memberikan "sinyal" kemajuan dan keberhasilan yang telah dicapai, dengan tujuan membuka mata anak buah dan mengembalikan kepercayaan dirinya.

Dalam kondisi stagnan di mana tidak terdapat kemajuan apa-apa, peran pemimpin beralih untuk memberikan dukungan nyata terhadap proses penyelesaian masalah, agar anak buah tetap dapat mempertahankan semangat kerja dan dapat melihat peluang perbaikan yang dapat dilakukan.

Jadi, hakekat untuk menjaga motivasi dan spirit anak buah adalah "jangan pernah meninggalkan anak buah dalam kondisi yang tidak menyenangkan dan bahkan akan memberikan "kekuatan" yang dimiliki sebagai sarana penolong".

Kepemimpinan

Kepemimpinan

Para pemimpin yang efektif memberikan delegasi tugas dan menunjukkan terima kasih atas pekerjaan orang-orang lain. Ada dalam Alkitab,”Musa memeriksa segalanya dan melihat bahwa mereka telah membuatnya tepat seperti yang diperintahkan TUHAN. Lalu Musa memberkati mereka” (Keluaran 39:43, BIS).

Para pemimpin yang efektif menyadari keterbatasan mereka. Ada dalam Alkitab,“Musa berkata kepada bangsa itu, "Waktu kita berada di Gunung Sinai, saya berkata kepadamu: Tanggung jawab untuk memimpin kamu terlalu berat bagi saya. Saya tak dapat melakukannya seorang diri” (Ulangan 1:9, BIS).
Pemimpin sejati adalah pelayan. Ada dalam Alkitab,”Yesus berkata kepada mereka, "Raja-raja bangsa yang tidak mengenal Allah menindas rakyatnya, dan penguasa-penguasanya disebut 'Pelindung Rakyat'. Tetapi kalian tidak boleh begitu. Sebaliknya, orang yang terbesar di antaramu harus menjadi seperti yang terkecil, dan pemimpin haruslah menjadi seperti pelayan” (Lukas 22:25, BIS).

Para pemimpin seharusnya menjadi teladan dalam kerja keras. Ada dalam Alkitab,”Kerjakanlah segala tugasmu dengan sekuat tenaga. Sebab nanti tak ada lagi pikiran atau kerja. Tak ada ilmu atau hikmat di dunia orang mati. Dan ke sanalah engkau akan pergi” (Pengkhotbah 9:10, BIS).

Perlakukanlah orang-orang yang berada di bawah pimpinanmu seperti yang engkau mau mereka perlakukan terhadap dirimu. Ada dalam Alkitab,”Perlakukanlah orang lain seperti kalian ingin diperlakukan oleh mereka” (Lukas 6:31, BIS). Menjadi seorang pemimpin tidaklah selalu gampang, tetapi jangan menyerah. Ada dalam Alkitab,”Tetapi kamu harus tabah dan berani. Usahamu akan berhasil" (2 Tawarikh 15:7, BIS).
Seorang pemimpin yang baik akan mendengar petunjuk-petunjuk Allah. Ada dalam Alkitab,”Bila kamu menyimpang dari jalan, di belakangmu akan terdengar suara-Nya yang berkata, ‘Inilah jalannya; ikutlah jalan ini’” (Yesaya 30:21, BIS).

Bagaimanakah seharusnya seorang pemimpin jemaat Allah? Ada dalam Alkitab,”Sungguh benar perkataan ini, "Orang yang ingin menjadi penilik jemaat, menginginkan suatu pekerjaan yang sangat berharga." Seorang penilik jemaat haruslah orang yang tanpa cela, hanya satu istrinya, *hanya satu istrinya: atau hanya menikah sekali.* tahu menahan diri, bijaksana, dan tertib; ia suka menerima orang di rumahnya, dan bisa mengajar orang; jangan orang yang pemabuk, atau yang suka berkelahi. Sebaliknya, ia harus lemah lembut dan suka akan damai. Ia tidak boleh mata duitan. Ia harus tahu mengatur rumah tangganya dengan baik, dan mendidik anak-anaknya untuk taat dan hormat kepadanya. Sebab kalau orang tidak tahu mengatur rumah tangganya sendiri, bagaimanakah ia dapat mengatur jemaat Allah? Seorang penilik jemaat tidak boleh orang yang baru saja menjadi Kristen, sebab nanti ia menjadi sombong lalu terkutuk seperti Iblis dahulu. Ia haruslah orang yang punya nama baik dalam masyarakat; sebab kalau tidak begitu, maka ia akan dihina orang, sehingga jatuh ke dalam perangkap Iblis“ (1 Timotius 3:1-7).

Ada pertolongan bagi pemimpin yang merasa tidak mampu atau tidak memadai. Ada dalam Alkitab,”Kalau ada seorang di antaramu yang kurang bijaksana, hendaklah ia memintanya dari Allah, maka Allah akan memberikan kebijaksanaan kepadanya; sebab kepada setiap orang, Allah memberi dengan murah hati dan dengan perasaan belas kasihan” (Yakobus 1:5, BIS).

Para pemimpin yang baik membuat rencana terlebih dahulu. Ada dalam Alkitab, ”Kalau seorang dari kalian mau membangun sebuah menara, tentu ia akan duduk menghitung dahulu biayanya supaya ia tahu apakah uangnya cukup untuk menyelesaikan menara itu atau tidak. Sebab kalau ternyata ia tak dapat menyelesaikannya, padahal pondasinya sudah dibuat, maka semua orang yang melihat pekerjaan itu akan menertawakannya. Mereka akan berkata, 'Iih, orang ini membangun, tetapi tidak dapat menyelesaikannya! “ (Lukas 14:28-30, BIS).

Seorang pemimpin yang baik mencari nasehat dari orang-orang lain. Ada dalam Alkitab, ”Rencana gagal, jika tidak disertai pertimbangan; rencana berhasil, jika banyak yang memberi nasihat”(Amsal 15:22, BIS).
Seorang pemimpin yang baik melatih kesabaran. Ada dalam Alkitab,”Tidak cepat marah lebih baik daripada mempunyai kuasa; menguasai diri lebih baik daripada menaklukkan kota” (Amsal 16:32).

12 Prinsip Kepemimpinan Alkitabiah, Kunci Keberhasilan Pemimpin Gereja

12 Prinsip Kepemimpinan Alkitabiah, Kunci Keberhasilan Pemimpin Gereja

 Prinsip 1 : Pemimpin Gereja dipanggil dan ditetapkan oleh Allah. Dari Perjanjian Lama sampai Perjanjian baru, Alkitab mengggariskan bahwa pemimpin umat Tuhan adalah dipanggil dan ditetapkan oleh Allah :
• Musa dan Yosua (Kel. 3:10, Yosua 1:1-3)
• Saul dan Daud (I Sam. 16:12-13)
• Rasul-rasul (Mark 3:13-18)
• Lima Jawatan Gereja (Ef. 4:11-13)
• Penatua-penatua dan penilik-penilik di jemaat-jemaat lokal (Kis. 14:23, 20:28).
Alkitab menerapkan bahwa pemerintahan gereja bersifat teokratis. Bukan otokratis, bukan birokratis dan bukan pula demokratis. Dalam sistim teokrasi, Allahlah yang memilih, memanggil dan memperlengkapi orang-orang tertentu menjadi pemimpin dan pemerintah bagi umatNya. Tuhan juga yang mendelegasikan suatu ukuran otoritas kepada para pemimpin gereja, sesuai kehendakNya, dan untuk melaksanakan tugas-tugas, serta mencapai tujuan-tujuan, dalam kerangka rencanaNya. Para pemimpin gereja adalah pengabdian memenuhi panggilan, karena itu pemimpin gereja bukanlah suatu profesi, tetapi panggilan pelayanan. Dalam gereja Tuhan di Perjanjian Baru, Yesus Kristus adalah Kepala Gereja — Gereja atau Jemaat adalah Tubuh Kristus (Efesus 1:22-23) Yesus menjadi pusat atau sentra gereja (Wahyu 5:6, 1:13). Dia, Kepala dari Gereja – yaitu jemaat yang lintas suku, kaum, bahasa, bangsa, denominasi, segmen dan strata masyarakat. (Galatia 3:28). Gereja yang universal dari semua penjuru dunia ini. (Matius 16:18). Sebagai pelaksana kepemimpinannya dalam gereja universal, Tuhan mendelegasikan fungsi-fungsi kepemimpinan kepada: Rasul-rasul, Nabi-nabi, Penginjil-penginjil, Gembala-gembala, Pengajar-pengajar. (Efesus 4:11). Masing-masing dengan pelayanan khusus. Namun semuanya meraih suatu sasaran : dunia yang diinjili dan gereja yang bertumbuh menjadi sempurna (Efesus 4:12-16), Matius 28:18-20). Dalam gereja lokal ditetapkan penatua-penatua (presbuteros) dan penilik jemaat (episkopos). Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul menetapkan penatua-penatua (Kisah 14:23, Titus 1:5-9). Paulus juga menyebut penilik jemaat (Kisah 20:28, Filemon 1:1, I Timotius 3:1-7). Juga ada diaken (diákonos) yang menjadi pembantu pimpinan (Kisah 6:4-6, I Timotius 3:8-13). Rasul Yohanes mengaku dirinya sebagai penatua (II Yohanes 1:1, III Yohanes 1:1). Rasul Petrus juga (I Petrus 5:1). Dalam organisasi gereja, terdapat juga para pemimpin struktural seperti dalam GPdI. Sifat kepemimpinan dalam organisasi adalah pemimpin atas pimpinan, seperti pimpinan atas gembala-gembala. Dan gembala-gembala sebagai pimpinan jemaat lokal. Karena penetapan pemimpin dalam organisasi menurut konsensus, dipilih dari antara pimpinan (para gembala, pengajar atau penginjil), menurut aturan yang telah disepakati, dan tetap berlandaskan Firman Allah.

Prinsip II : Pemimpin harus diurapi Roh Kudus. Dalam Perjanjian Lama jawatan strategis pada umat Israel yaitu Raja, Imam dan Nabi, dilantik atau disahkan dengan cara pengurapan minyak. Dalam Perjanjian Baru minyak urapan adalah metáfora untuk Roh Kudus. Yesus Kristus, Kepala Gereja, menjadi contoh. Ia diurapi dengan Roh Kudus dan kuat kuasa (Kisah 10:38). Rasul-rasul harus menunggu di Yerusalem untuk menerima Roh Kudus (Kisah 2:1-4). Paulus juga mengalami pengurapan yang sama untuk panggilannya (Kisah 9:17). Diurapi dengan Roh Kudus dan Kuasa, menurut hemat saya, bukan sekedar pengalaman kepenuhan Roh Kudus dengan tanda bahasa roh, melainkan juga pengurapan khusus untuk misi atau tugas khusus, seperti Yesus (Kisah 10:38, Matius 3:16-17). Roh Kudus mengaruniakan kuasa dan kesanggupan (dunamis Kisah 1:8) kepemimpinan, baik kemampuan intelektual maupun spiritual. Pengurapan harus dipelihara, harus proaktif, harus aktual dan selalu dibaharui. Pemimpin gereja mutlak memerlukan pengurapan Roh Suci, sebagai keabsahan pelayanannya.

Prinsip III : Pemimpin harus jadi Teladan dan Contoh. Seorang pemimpin gereja wajib menjadi teladan atau contoh (Ibrani 13:7, I Timotius 1:16, 4:12, I Petrus 5:3). Banyak pemimpin adalah ahli – dan seharusnya demikian. Juga banyak yang pandai bicara – dan itu juga satu talenta yang baik. Namun, lebih penting, bahwa ia dapat menjadi contoh dalam semua hal yang diajarkannya. Pemimpin dalam Alkitab adalah seorang yang berjalan di depan dan domba-domba mengikut dari belakang. Dalam perang modern dewasa ini, para jenderal memegang komando dari markas komando, menentukan strategi, sasaran serangan, Namun tidak lagi berada di medan tempur barisan depan. Dalam strategi Tuhan, pemimpin harus berada di barisan depan. Memberi komando dan diikuti anak buah. Ia menjadi sasaran terdepan dari musuh. Ingatlah disamping harus menjadi teladan dalam unsur-unsur Illahi seperti iman dan kasih, dalam soal moral : kekudusan pernikahan. Tak kalah pentingnya soal karakter : tingkah laku, sopan-santun, tidak angkuh, dlsb. Dalam hal integritas yakni moral kejujuran, pengabdian. Dan kredibilitas : dapat dipercaya, teguh dalam prinsip. Di samping semua itu, pemimpin juga disorot kehidupan pribadinya, perkawinannya, rumah tangganya, anak-anaknya, dll. Sebagai pemimpin teladan, kita menjadi panutan yang transparan. Anggota melihat kita, memperhatikan kita dan mencontoh kita. Seorang pemimpin ialah pengatur (proistemi), yang berarti berdiri di hadapan memimpin, mengatur, mengarahkan dengan praktek.

Prinsip IV : Pemimpin Rohani harus memiliki stándar Moral dan Karakter. Harus hidup Kudus. Kalau kita membaca kualifikasi seorang penatua atau penilik jemaat dalam I Timotius 3:1-7dan Titus 1:5-9, bagian terbesar dari persyaratan pemimpin rohani adalah moral dan karakter. Kemurnian, kesalehan dan kekudusan adalah prinsip dasar dari para pemimpin rohani. Kehidupan nikah, pengelolaan keuangan, pengendalian temperamen, pembinaan rumah tangga, sifat perilaku, percakapan, dlsb. menjadi unsur-unsur penting pembinaan moral dan karakter. Rasul Paulus mengingatkan para pemimpin : “jagalah dirimu” kemudian baru “jagalah seluruh kawanan” (Kisah 20:28). Itu sebabnya sering dikatakan bahwa pemimpin rohani harus berkarakter, harus memiliki integritas. Kebiasan-kebiasaan buruk acap kali kita kategorikan sebagai “kelemahan manusiawi” dan dianggap sah-sah saja. Padahal kemurnian moral dan karakter tidak boleh kita anggap hal lumrah sebab Kemurnian moral atau “bejana yang bersih” sangat menentukan karya pengurapan Roh Kudus. Di zaman sekarang, terasa sekali betapa sulitnya hidup kudus. Godaan uang, pergaulan, kehidupan enak, kedudukan, kehormatan, godaan film dan literatur, keterbukaan soal-soal seksual, membenarkan dusta, dll tidak luput menghadang para pemimpin rohani. Tetapi pegangan kita tidak boleh bergeming : “hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu”. (II Petrus 1:15).
Pemimpin yang dipanggil oleh Tuhan harus memiliki hidup kudus, dan jangan terkena pencemaran (Roma 12:1,2, I Korintus 6:19-20, I Petrus 2:6, 2 Korintus 6:12-16).

Prinsip V : Pemimpin gereja harus memiliki VISI. Harus visioner. Para pemimpin gereja pada zaman “paling akhir” yang luar biasa ini, yang ingin menjadi mitra Tuhan dalam pembentukan tubuh Kristus, dalam penginjilan Global, harus merupakan pemimpin-pemimpin visioner. Abad 21 sudah di depan kita, abad dengan sebutan era globalisasi. Karenanya, para pemimpin dunia selalu dianjurkan memiliki visi global. “Bila tidak ada wahyu (vision), menjadi liarlah rakyat”. (Amsal 29:18). Umat yang tidak memiliki pemimpin visioner akan salah arah atau berputar-putar di tempat – tidak maju walaupun tidak mundur. Seorang pemimpin dari Tuhan harus memiliki visi, juga dari Tuhan, seperti Abraham (Kejadian 12:1-3). Visi adalah suatu pandangan rohani yang jauh ke depan, menjangkau hal-hal yang besar, dahsyat, ajaib, tidak mungkin dan mustahil. Visi adalah pandangan iman, yang tak terbatas indra mata dan kadar intelegensia. Visi berhubungan erat dengan iman (II Korintus 5:7, Efesus 1:18-20, 3:20) dan dengan rencana Tuhan ( I Korintus 2:9, Ayub 42:2). Visi dapat diperoleh dari Firman Tuhan dan dari Roh Kudus. Pemimpin gereja minimal harus memiliki 4 visi strategis ini :
1. Visi globalisasi Injil (Markus 16:15, Matius 28:18-20, Kisah 1:8, Roma 1:5, Matius 24:14, Wahyu 5:9) dan pekabaran Injil lintas budaya.
2. Visi Gereja Tubuh Kristus (Efesus 4:12,16) mempelai Kristus (Efesus 5:23-25) dan visi gereja lintas denominasi.
3. Visi Gereja Lokal dan pertumbuhan gereja lokal (Kisah 20:28, Kisah 14:23).
4. Visi Karya Roh Kudus Akhir Zaman (Kisah 2:17-19), yang lintas dan di atas segala-galanya (Kisah 2:17-19). Visi global, walaupun ruang lingkup pelayanan kita lokal. Untuk mengimplementasikan visi, pemimpin harus mengembangkan dan menggunakan strategi. Strategi mencakup pertumbuhan pelayanan, peperangan rohani dan persekutuan atau kebersamaan. Seorang pemimpin haruslah seorang visioner.

Prinsip VI : Pemimpin harus memiliki Pengetahuan dan rajin belajar. Harus memiliki kemampuan intelektual. Raja Salomo adalah pemimpin yang berdoa kepada Tuhan memohon hikmat dan pengetahuan. (II Tawarikh 1:10). Dalam buku Amsal kita dapat membaca betapa substansialnya Hikmat dan Pengetahuan. Nabi Hosea menulis : Umatku binasa karena tidak mengenal Allah (My people are destroyed for lack of knowledge. Hosea 4:6). Kalau umat Tuhan dibinasakan karena kurang pengetahuan, apalagi para pemimpinnya. Hikmat (wisdom) atau Kearifan dan kebijaksanaan hanya kita peroleh dari Tuhan. Pengetahuan dapat kita miliki karena belajar dari Alkitab (I Timotius 3:15), belajar dari orang-orang lain, belajar dari buku-buku dan belajar dari sumber informasi lainnya. Pemimpin harus rajin belajar. Pelayan Tuhan, para gembala, pendeta, harus rajin belajar dari orang lain (Amsal 27:17, Pengkhotbah 10:10). Zaman ini adalah era informasi. Zaman ini adalah abad ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan dunia kita dalam bidang IPTEK maju secara mencengangkan. Perubahan-perubahan dahsyat terjadi karena revolusi iptek. Pemimpin rohani harus mengantisipasi hal ini, karena banyak teologi sudah rancu karena pengaruh filsafat manusia. Seorang pemimpin harus memiliki kemampuan intelektual.

Prinsip VII : Kepemimpinan Rohani adalah Kehambaan, Pengabdian dan Pengorbanan. Pemimpin adalah Pelayan. Kepemimpinan gereja adalah pengabdian (I Petrus 5:1-3), dan bukan untuk cari uang dan jabatan. Godaan kedudukan adalah salah satu kejatuhan utama para hamba Tuhan. Kepemimpinan rohani bukanlah bergaya majikan, boss atau direktur perusahaan. Pemimpin wajib memiliki hati hamba dan sifat pelayan (Yohanes 13:4-17, Markus 9:35). Para pemimpin harus berjiwa pelayan. (Efesus 6:6-8). Pemimpin adalah PELAYAN. (Lukas 22:26), dan Yesus, pemimpin agung kita berfungsi sebagai pelayan (Lukas 22:27). Kepemimpinan gereja adalah pengorbanan. Model kepemimpinan kita adalah Yesus Kristus. Para pemimpin sendiri disebut : hamba Tuhan. Jadi, majikannya ialah Tuhan sendiri. Para pemimpin harus bergantung total kepada Tuhan, bukan kepada manusia, kekuatan uang, ekonomi, politik, atau sikon.

Prinsip VIII : Pemimpin harus bekerja keras, rajin berdoa dan berprestasi baik. Para penatua yang baik dan bekerja keras patut dihormati (I Timotius 5:17). Mereka harus orang-orang yang rajin, tidak malas (Roma 12:8). Para pemimpin harus merupakan sosok yang rajin berdoa, rajin melayani, rajin mengajar Firman dan bekerja sekerasnya untuk pertumbuhan gereja dan penyebaran Injil. Bekerja keras berarti juga disiplin dan tidak cengeng. Pemimpin gereja harus berprestasi baik, barulah beroleh kedudukan yang baik (I Timotius 3:13).

Prinsip IX : Pemimpin mampu berkomunikasi. Pemimpin adalah komunikator. Salah satu kelemahan para pemimpin gereja yang dapat menghambat keberhasilan pelayanannya adalah kekurangmampuan untuk berkomunikasi. Komunikasi merupakan unsur penting dalam kepemimpinan. Pernyataan rasul Paulus : “Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal….” (I Korintus 10:33) ; menunjukkan kemampuannya yang besar sekali dalam berkomunikasi. Komunikasi bukan sekedar kemampuan berbicara, tetapi kesanggupan melakukan kontak-kontak, melalui beraneka ragam cara. Kehidupan kita dalam suatu masyarakat, apapun segmennya, stratanya atau kelompoknya, mengharuskan kita berkomunikasi, mengarahkan kita untuk mengembangkan dan membina relasi. Allah lebih dahulu berkomunikasi dengan kita, bahkan Ia berusaha selalu mengadakan komunikasi dengan manusia, sejak di taman Eden, dan puncaknya melalui Yesus, serta kini dengan Firman dan Roh Kudus. Komunikasi kita yang pertama, harus secara kontinyu dengan Tuhan, lewat doa, pujian, penyembahan, berkorban. Kedua, dengan orang-orang yang kita layani. Ketiga, dengan orang-orang luar. Sebagai gembala kita harus mampu berkomunikasi dengan jemaat, apakah itu secara individu dan berkelompok. Kita harus mampu berkomunikasi dengan keluarga sendiri, dengan lingkungan, dengan masyarakat, dengan Pemerintah. Kita harus berkomunikasi lewat khotbah, ceramah, pelajaran dan pelayanan lainnya.

Prinsip X : Pemimpin musti Siap menghadapi Tantangan dan Menghadapi konflik. Pemimpin harus memiliki Solusi. Seorang pemimpin rohani harus memiliki kemampuan memanfaatkan peluang-peluang yang ada, dan siap menghadapi tantangan-tantangan yang menghadang. Para pemimpin gereja di zaman modern ini harus memiliki risiko tantangan-tantangan yang canggih pula. Tantangan terdiri dari banyak jenis. Saya hanya utarakan beberapa butir yang aktual saja.
• Tantangan dari godaan keinginan duniawi. (I Yohanes 2:16)
- berkat material / kemakmuran.
- kedudukan / kehormatan.
- uang / kemewahan.
- kesuksesan / keangkuhan
- seks / problema keluarga
• Tantangan dari sikon dunia dengan “penguasanya” (I Yohanes 5:19, II Timotius 3:1-5)
- kekuatan moneter ekonomi
- kekuatan sosial politik
- kekuatan bersenjata
- kekuatan agama-agama
- kekuatan okultisme
- kekuatan kultur (budaya)
- kekuatan massa
- kekuatan kompromi
- kekuatan tekanan
- kekuatan penekan ekonomi (kemiskinan).
• Tantangan dari diri sendiri (Kisah 20:28)
- egoisme
- tidak terpanggil / tidak terbeban
- tidak memiliki kepemimpinan yang Alkitabiah
- tidak memilki semangat / keberanian
- tidak ada visi
- cengeng – apabila ada kesulitan
- problema keluarga
• Tantangan dari Jemaat dan orang luar
- kritik, kecaman, protes
- konflik
- kompetetif antar gereja
Tantangan harus dihadapi, dilawan, diatasi dan dibereskan/diselesaikan. Seorang pemimpin jangan mengelak atau lari dari tantangan. Tidak ada pilihan : harus siap menghadapinya, harus temukan solusinya. Strategi dalam menghadapi setiap tantangan, ialah :
• Koreksi diri sendiri (mawas diri)
• Lakukan peperangan rohani :
- Musuh kita : IBLIS dan aparaturnya.
- Doa dan Puasa
- Arif, Bijaksana, Cerdik
- Jangan berkelahi atau bersaing!
- Yesus sudah menang, kita adalah anak-anak dan pelayan-pelayan Yesus.
- Roh Kudus pembela dan penolong kita.
• Jangan menyendiri, galang kebersamaan.

Prinsip XI : Pemimpin harus bersemangat. Pemimpin bermental kemenangan. “Tuhan menggerakkan semangat Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda, dan semangat Yosua bin Yosadak, imam besar…..” (Hagai 1:14). Rupanya gangguan semangat yang memudar juga dapat mengganggu para pemimpin. Umat Tuhan di zaman nabi Hagai luntur semangat mereka untuk membangun rumah Tuhan, sampai-sampai Zerubabel dan Yosua ketularan, sehingga Tuhan membangunkan kembali semangat mereka untuk melanjutkan pekerjaan. “Siapa akan memulihkan semangat yang patah?” (Amsal 18:14), karena “semangat yang patah mengeringkan tulang” (Amsal 17:22). Dan Tuhan sanggup memulihkan semangat (Yesaya 57:15). Dalam situasi dan suasana apapun, Pemimpin gereja harus menunjukkan bahwa semangat mereka tidak kendor. Gereja dalam kancah krisis memerlukan pimpinan yang konsisten dengan semangat yang tinggi. Semangat datang dari Tuhan melalui:
- doa & penyembahan, puji-pujian
- Firman dan kesaksian-kesaksian
- Kebangunan rohani / karya Roh Kudus
Pemimpin memiliki semangat menyala-nyala. (Roma 12:11)

Prinsip XII : Pemimpin harus didoakan. Pemimpin rohani didukung Tim Doa. Para pemimpin gereja adalah manusia biasa. Mereka bukanlah “Superman”. Mereka dapat letih, lemah, sakit, luka batin, stress dan jenuh. Mereka harus disokong secara moral dan spiritual. Mereka harus ditopang dengan doa syafaat. Doakan para pemimpin gereja! Rasul Paulus, seorang pemimpin yang dipakai Tuhan secara istimewa dan luar biasa, dengan jujur menulis beberapa kali memohon, agar ia didoakan. (Efesus 6:19, Kolose 4:3, Ibrani 13:18). Kita wajib mentaati dan memiliki roh penundukan kepada pimpinan. (Ibrani 13;17). Mereka yang bekerja keras juga harus dihormati (I Timotius 5:17). Tetapi yang terpenting, kita harus mendoakan mereka. Sebab setiap pemimpin rohani yang sukses, berarti di belakangnya ada pasukan doa yang sedang menyokong. Para Pelayan/Pemimpin rohani harus terlibat dalam persekutuan doa dan puasa. Harus ada “back-up” dari para pendoa syafaat.

Penutup. Gereja memerlukan pemimpin-pemimpin. “Jikalau tidak ada pemimpin, jatuhlah bangsa” (Amsal 11:14). Gereja tidak akan bertumbuh mencapai kedewasaan, tanpa kepemimpinan (Efesus 4:11-16). Gereja yang tengah bertumbuh dan bergumul dalam dunia yang penuh goncangan dan krisis, memerlukan pimpinan yang solid, yang kekuatannya bertumpu pada asas-asas kepemimpinan yang Alkitabiah. Kita merindukan gereja yang menang dan sukses, berarti gereja yang memiliki kepemimpinan bervisi tajam, bermotivasi dasar yang benar, dengan strategi yang diarahkan oleh Firman dan Roh Kudus, serta paling penting : dalam otoritas Kepala Gereja : Tuhan Yesus Kristus (Efesus 4:16). Kita menantikan gereja yang tak ada cacat, kerut, atau cela ; gereja yang suci, cemerlang, dan gemilang. Gereja sempurna : pengantin Kristus. Haleluyah! (dari website GPdI Maranatha, Medan).

“Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan”(2)

“Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan”(2)

Dalam bahasa Indonesia “pemimpin” sering disebut penghulu, pemuka, pelopor, pembina, panutan, pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, penuntun, raja, tua-tua, dan sebagainya. Sedangkan istilah Memimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara.
Istilah pemimpin, kemimpinan, dan memimpin pada mulanya berasal dari kata dasar yang sama “pimpin”. Namun demikian ketiganya digunakan dalam konteks yang berbeda.Pemimpin adalah suatu lakon/peran dalam sistem tertentu; karenanya seseorang dalam peran formal belum tentu memiliki ketrampilan kepemimpinan dan belum tentu mampu memimpin. Istilah Kepemimpinan pada dasarnya berhubungan dengan ketrampilan, kecakapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang; oleh sebab itu kepemimpinan bisa dimiliki oleh orang yang bukan “pemimpin”. Arti pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan, khususnya kecakapan/ kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan – khususnya kecakapan-kelebihan di satu bidang , sehingga dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk pencapaian satu beberapa tujuan. (Kartini Kartono, 1994 : 181).
Pemimpin jika dialihbahasakan ke bahasa Inggris menjadi “LEADER”, yang mempunyai tugas untuk me-LEAD anggota disekitarnya. Sedangkan makna LEAD adalah :
  • Loyality, seorang pemimpin harus mampu membagnkitkan loyalitas rekan kerjanya danmemberikan loyalitasnya dalam kebaikan.
  • Educate, seorang pemimpin mampu untuk mengedukasi rekan-rekannya dan mewariskantacit knowledge pada rekan-rekannya.
  • Advice, memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang ada
  • Discipline, memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan kedisiplinan dalam setiap aktivitasnya.
Tugas Pemimpin
Menurut James A.F Stonen,tugas utama seorang pemimpin adalah:
  1. Pemimpin bekerja dengan orang lain : Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain, salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam organjsasi sebaik orang diluar organisasi.
  2. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akontabilitas): Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan tugas,mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin bertanggungjawab untuk kesuksesan stafhya tanpa kegagalan.
  3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas : Proses kepemimpinandibatasi sumber, jadi pemimpin hanya dapat menyusun tugas dengan mendahulukanprioritas. Dalam upaya pencapaian tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf. Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secaraefektif,dan menyelesaikan masalah secara efektif.
  4. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual : Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadf lebih jelas dan kaitannya dengan pekerjaan lain.
  5. Manajer adalah forcing mediator : Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).
  6. Pemimpin adalah politisi dan diplomat: Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau organisasinya.
  7. Pemimpin membuat keputusan yang sulit : Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.
Menurut Henry Mintzberg, Peran Pemimpin adalah :
1. Peran huhungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya sebagai pemimpin yang dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor konsultasi.
2. Fungsi Peran informal sebagai monitor, penyebar informasi dan juru bicara.
3. Peran Pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha, penanganan gangguan, sumber alokasi, dan negosiator.Kriteria Seorang Pemimpin
Pimpinan yang dapat dikatakan sebagai pemimpin setidaknya memenuhi beberapa kriteria,yaitu :
1. Pengaruh : Seorang pemimpin adalah seorang yang memiliki orang-orang yang mendukungnya yang turut membesarkan nama sang pimpinan. Pengaruh ini menjadikan sang pemimpin diikuti dan membuat orang lain tunduk pada apa yang dikatakan sang pemimpin. John C. Maxwell, penulis buku-buku kepemimpinan pernah berkata: Leadership is Influence (Kepemimpinan adalah soal pengaruh). Mother Teresa dan Lady Diana adalah contoh kriteria seorang pemimpin yang punya pengaruh.
2. Kekuasaan/power : Seorang pemimpin umumnya diikuti oleh orang lain karena dia memiliki kekuasaan/power yang membuat orang lain menghargai keberadaannya. Tanpa kekuasaan atau kekuatan yang dimiliki sang pemimpin, tentunya tidak ada orang yang mau menjadi pendukungnya. Kekuasaan/kekuatan yang dimiliki sang pemimpin ini menjadikan orang lain akan tergantung pada apa yang dimiliki sang pemimpin, tanpa itu mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Hubungan ini menjadikan hubungan yang bersifat simbiosis mutualisme, dimana kedua belah pihak sama-sama saling diuntungkan.
3. Wewenang : Wewenang di sini dapat diartikan sebagai hak yang diberikan kepada pemimpin untuk fnenetapkan sebuah keputusan dalam melaksanakan suatu hal/kebijakan. Wewenang di sini juga dapat dialihkan kepada bawahan oleh pimpinan apabila sang pemimpin percaya bahwa bawahan tersebut mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan baik, sehingga bawahan diberi kepercayaan untuk melaksanakan tanpa perlu campur tangan dari sang pemimpin.
4. Pengikut :Seorang pemimpin yang memiliki pengaruh, kekuasaaan/power, dan wewenang tidak dapat dikatakan sebagai pemimpin apabila dia tidak memiliki pengikut yang berada di belakangnya yang memberi dukungan dan mengikuti apa yang dikatakan sang pemimpin. Tanpa adanya pengikut maka pemimpin tidak akan ada. Pemimpin dan pengikut adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan tidak dapat berdiri sendiri.Pemimpin Sejati
Empat Kriteria Pemimpin Sejati yaitu:
1. Visioner: Punyai tujuan pasti dan jelas serta tahu kemana akan membawa para pengikutnya. Tujuan Hidup Anda adalah Poros Hidup Anda. Andy Stanley dalam bukunya Visioneering, melihat pemimpin yang punya visi dan arah yang jelas, kemungkinan berhasil/sukses lebih besar daripada mereka yang hanya menjalankan sebuah kepemimpinan.
2. Sukses Bersama: Membawa sebanyak mungkin pengikutnya untuk sukses bersamanya. Pemimpin sejati bukanlah mencari sukses atau keuntungan hanya bag) dirinya sendiri, namun ia tidak kuatir dan takut serta malah terbuka untuk mendorong orang-orang yang dipimpin bersama-sama dirinya meraih kesuksesan bersama.
3. Mau Terus Menerus Belajar dan Diajar (Teachable and Learn continuous): Banyak hal yang harus dipela ari oleh seorang pemimpin jika ia mau terus survive sebagai pemimpin dan dihargai oleh para pengikutnya. Punya hati yang mau diajar baik oleh pemimpin lain ataupun bawahan dan belajar dari pengalaman-diri dan orang-orang lain adalah penting bagi seorang Pemimpin. Memperlengkapi diri dengan buku-buku bermutu dan bacaan/bahan yang positif juga bergaul akrab dengan para Pemimpin akan mendorong Skill kepemimpinan akan meningkat.
4. Mempersiapkan Calon-calon Pemimpin Masa depan:Pemimpin Sejati bukanlah orang yang hanya menikmati dan melaksanakan kepemimpinannya seorang diri bagi generasi atau saat dia memimpin saja. Namun, lebih dari itu, dia adalah seorang yang visioner yang mempersiapkan pemimpin berikutnya untuk regenerasi di masa depan. Pemimpin yang mempersiapkan pemimpin berikutnya barulah dapat disebut seorang Pemimpin Sejati. Di bidang apapun dalam berbagai aspek kehidupan ini, seorang Pemimpin sejati pasti dikatakan Sukses jika ia mampu menelorkan para pemimpin muda lainnya.Persyaratan Pemimpin
Di dalam Islam seorang pemimpin haruslah mempunyai sifat:
1. S1DDIQ artinya jujur, benar, berintegritas tinggi dan terjaga dari kesalahan
2. FATHONAH artinya jerdas, memiliki intelektualitas tinggi dan professional
3. AMANAH artinya dapat dipercaya, memiliki legitimasi dan akuntabel
4. TABLIGH artinya senantiasa menyammpaikan risalah kebenaran, tidak pernah menyembunyikan apa yang wajib disampaikan, dan komunikatif. Di dalam Alkitab peminipin harus mempunya sifat dasar :
Bertanggung jawab, Berorientasi pada sasaran, Tegas, Cakap, Bertumbuh, Memberi Teladan, Dapat membangkitkan semangat, Jujur, Setia, Murah hati, Rendah hati, Efisien, Memperhatikan, Mampu berkomunikasi, Dapat mempersatukan, serta Dapat mengajak.
Pada ajaran Budha di kenal dengan DASA RAJA DHAMMA yang terdiri dari :
• DHANA (suka menolong, tidak kikir dan ramah tamah),
• SILA (bermoralitas tinggi),
• PARICAGA Imengorban segala sesuatu demi rakyat),
• AJJAVA (jujur dan bersih),
• MADDAVA (ramah tamah dan sopan santun),
• TAPA (sederhana dalam penghidupan),
• AKKHODA (bebas dari kebencian dan permusuhan),
• AVIHIMSA (tanpa kekerasan)
• KHANTI (sabar, rendah hati, dan pemaaf),
• AVIRODHA (tidak menentang dan tidak menghalang-halangi).
Pada ajaran Hindu, falsafah kepemimpinan dijelaskan dengan istilah-istilah:
• PANCA STITI DHARMENG PRABHU yang artinya lima ajaran seorang pemimpin,
• CATUR KOTAMANING NREPATI yang artinya empat sifat utama seorang pemimpin
• ASTA BRATlA yang artinya delapan sifat mulia para dewa,
CATUR NAYA SANDHI yang artinya empat tindakan seorang pemimpin, Dalam
Catur Naya Shandi pemimpin harus mempunyai sifat yaitu :
- SAMA /dapat menandingi kekuatan musuh
- BHEDA /dapat melaksanakan tata tertib dan disiplin kerja
- DHANA /dapat mengutamakan sandang dan papan untuk rakyat
- DANDHA / dapat menghukum dengan adil mereka yang bersalah.
Trait Theory (Keith Davis)
Ciri Utama Pemimpin Yang Berhasil
• Intelegensia
• Kematangan Sosial
• Inner Motivation
• Human Relation Attitude
Ciri-Ciri Pemimpin Sukses ( Stogdill; 1974)
• Adaptable To Situations
• Alert To Social Environment
• Ambitious And Achievement Oriented
• Assertive
• Cooperative
• Decisive
• Dependable
• Dominant (Desire To Influence Others)
• Energetic (High Activity Level)
• Persistent
. Self-Confident
• Tolerant Of Stress
• Willing To Assujne Responsibility
Skills Pemimpin Sukses (Stogdill; 1974)
. Clever
. Conceptually Skilled
• Creative
• Diplomatic And Tactful
• Fluent In Speaking
• Knowledgeable About Group Task
• Organized (Administrative Ability)
• Persuasive
• Socially Skilled
Pengertian Kepemimpinan
Dalam suatu organisasi kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Kepemimpinan merupakan titik sentral dan penentu kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dalam organisasi. Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Thoha, 1983:123). Sedangkan menurut Robbins (2002:163) Kepemimpian adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan. Sedangkan menurut Ngalim Purwanto (1991:26) Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.
Dari pengertian diatas kepemimpinan mengandung beberapa unsur pokok antara lain:
1) kepemimpinan melibatkan orang lain dan adanya situasi kelompok atau organisasi tempat pemimpin dan anggotanya berinteraksi,
2) di dalam kepemimpinan terjadi pembagian kekuasaan dan proses mempengaruhi bawahan oleh pemimpin, dan
3) adanya tujuan bersama yang harus dicapai.
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu pada situasi tertentu.
Beberapa pendapat ahli mengenai Kepemimipinan :
1. Menurut John Piffner, Kepemimpinan merupakan seni dalam mengkoordinasikan dan mengarahkan individu atau kelompok untuk mencapai suatu tujuan yang dikehendaki (H. Abu Ahmadi, 1999:124-125)
2. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu
(Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).
3. Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti Kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques, 1990, 281)
4. Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan, proses, atau fungsi pada umumnya untuk mempengaruhi orang-orang agar berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan tertentu. (Slamet, 2002: 29)
5. Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7)
6. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu
(Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 29)
7. Kepemimpinan adalah aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Thoha, 1983:123).
8. Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk didalamnya kewibawaan, untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela, penuh semangat, ada kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa.( Ngalim Purwanto ,1991:26)Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku Aeseorang atau sekelompok orang untuk meneapai tujuan tertentu pada situasi tertentu. Kepemimpinan merupakan masalah sosial yang di dalamnya terjadi interaksi antara pihak yang memimpin dengan pihak yang dipimpin untuk mencapai tujuan bersama, baik dengan cara mempengafuhi, membujuk, memotivasi dan mengkoordinasi. Dari sini dapat dipahami bahwa tugas utatna seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya tidak hanya terbatas pada kemampuannya dalam melaksanakan program-program saja, tetapi lebih dari itu yaitu pemimpin harus mempu melibatkan seluruh lapisan organisasinya, anggotanya atau masyarakatnya untuk ikut berperan aktif sehingga mereka mampu memberikan kontribusi yang posetif dalam usaha mencapai tujuan. Faktor-faktor penting yang terdapat dalam pengertian kepemimpinan:
1. Pendayagunaan Pengaruh
2. Hubungan Antar Manusia
3. Proses Komunikasi dan
4. Pencapaian Suatu Tujuan.
Unsur-Unsur Mendasar
Unsur-unsur yang mendasari kepemimpinan dari defmisi-defmisi yang dikemukakan di atas, adalah:
1. Kemampuan mempengaruhi orang lain (kelompok/bawahan).
2. Kemampuan mengarahkan atau memotivasi tingkah laku orang lain atau kelompok.
3. Adanya unsur kerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Prinsip-Prinsip Dasar Kepemimpinan
Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Coney) sebagai berikut:
1. Seorang yang belajar seumur hidup : Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah. Contohnya, beJajar melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar. Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber belajar.
2. Berorientasi pada pelayanan : Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip pemimpjn dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada pelayanan yang baik.
3. Membawa energi yang positif: Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan baik. Seorang pemimpin hams dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu, seorang pemimpin haras dapat menunjukkan energi yang positif, seperti;a. Percaya pada orang lain : Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk staf bawahannya, sehingga mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan pekerjaan yang baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan kepedulian.
b. Keseimbangan dalam kehidupan : Seorang pemimpin haras dapat menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi kepada prinsip kemanusiaan dan keseimbangan diri antara kerja dan olah raga, istirahat dan rekreasi. Keseimbangan juga berarti seimbang antara kehidupan dunia dan akherat.
c. Melihat kehidupan sebagai tantangan : Kata ‘tantangan’ sering diinterpretasikan negatif. Dalam hal ini tantangan berarti kemampuan untuk menikmati hidup dan segala konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu tantangan yang dibutuhkan, mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri sendiri. Rasa aman tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreatifitas, kemauan, keberanian, dinamisasi dan kebebasan.
d. Sinergi : Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu katalis perubahan, Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan lainnya. Sinergi
adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak. Menurut The New Brolier Webster International Dictionary, Sinergi adalah satu kerja
kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis dengan setiap orang,
atasan, staf, teman sekerja.
e. Latihan mengembangkan diri sendiri : Seorang pemimpin harus dapat memperbaharui diri sendiri untuk mencapai keberhasilan yang tinggi. Jadi dia tidak hanya berorientasi pada proses. Proses dalam mengembangkan diri terdiri dari beberapa komponen yang berhubungan dengan:
1) pemahaman materi;
2) memperluas materi melalui belajar dan pengalaman;
3) mengajar materi kepada orang lain;
4) mengaplikasikan prinsip-prinsip;
5) memonitoring hasil;
6) merefleksikan kepada hasil;
7) menambahkan pengetahuan baru yang diperlukan materi;
8) pemahaman baru; dan
9) kembali menjadi diri sendiri lagi.Referensi:
Purwanto, M. Ngalim. 1991. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Robbins, Stephen P. 2002. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi. Jakarta: Erlangga.Thoha, Miftah. 1983. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: Rajawali Pers.
Servant Leadeship atau Kepemimpinan Hamba oleh Meme Mery, SE, Trainer di PT PHILLIPS, Inc JKT.