Kepemimpinan
sering disalah artikan sebagai suatu karakteristik yang dipunyai oleh
orang-orang yang memiliki kedudukan tertentu. Dalam praktik,
karakteristik kepemimpinan bisa dimiliki siapapun, dengan atau tanpa
kedudukan. Karakteristik ini penting perananya dalam kehidupan
berorganisasi. Kehidupan beroganisasi yang dimaksud bukan hanya untuk
organisasi seperti partai dan organisasi-organisasi politik, agama dan
organisasi non-profit lainnya, tetapi juga karier yang dipupuk dan
dikembangkan kea rah penyeliaan dan manajerial selalu diikuti dengan
pengembangan karakteristik kepemimpinan. Hal ini diperlukan pula dalam
pengembangan karier lateral, dengan peningkatan tanggungjawab.
Kepemimpinan merupakan karakteristik dan kemahiran yang sangat berharga
bari siapa pun dan hamper di manapun dia berada, bahkan dikeluarga
sekalipun.
Seorang
SDM juga diharapkan untuk mampu bekerja dalam tim, bahkan juga
membentuk tim untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan untuk mencapai
hasil yang maksimal bagi perusahaan. Dalam hal ini banyak perusahaan
yang melakukan seleksi rekrutmen SDM dengan manruh bobot besar bagi
kematangan kepribadian, keramahan dan bahkan kemahiran dalam berhumor
yang sangat diperlukan dalam membina kekompakan tim tersebut. Kesemuanya
juga relevan sebagai ciri-ciri penting untuk menjadi seorang pemimpin.
Buku
yang ditulis oleh Joseph T. Straub mengupas tentang Kepemimpinan dan
Organisasi yang menitik beratkan kepada “Membangun dan Memimpin Tim”,
yaitu beberapa pendekatan konseptual tentang pemimpin, diikuti dengan
diskusi pemimpin mengenai karakteristik pemimpin yang baik, dan
dilanjutkan dengan pembahasan berbagai gaya kepemimpinan, berikutnya
berisi tentang peran motivasi dalam kepemimpinan, dan membahas peranan
motivasi dalam organisasi dan kepemimpinan, tidak lupa buku ini
menyajikan pemahaman tentang empowerment atau pemberdayaan mengupas visi
yang merupakan pengarahan bagi seorang pemimpin untuk membangun tim.
1.2 Pendekatan Konseptual Kepemimpinan“yang terbesar diantara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan”
Sebelum
mencoba memahami segala sesuatu tentang kepemimpinan, diperlukan
pengertian dasar yang diambil dari berbagai teori tentang kepemimpinan
yang menjadi basis pemahaman tentang kepemimpinan itu.
Teori pertama yang banyak digunakan hádala Teori Perilaku (Sharma, 1995). Teori perilaku ini dikemukakan oleh :
1. Ohio State Iniversity.
Hasil kajian mereka mengatakan bahwa pemimpin yang baik/berhaasil
hádala mereka yang menciptakan struktural yang memungkinkan inisiatif
ditambah dengan pertimbangan-pertimbangan
2. University of Michigan. Para
alhi dari Universitas ini menggambarkan kepemimpinan sebagai kontinum
dengan dua kutub, yaitu yang berorientasi pada manusia
(karyawan/pengikut) pada satu kutub dan yang berorientasi pada produksi
pada kutub lain.
Teori lain adalah :
1. Teori Atribut (Attribution Theory)
mengatakan bahwa kepemimpinan semata-mata adalah atribut, atau
ciri-ciri yang diberikan orang lepada seorang individu. Teori ini
membahas ciri-ciri penting cari seorang pemimpin sehingga setiap orang
yang mempunyai ciri-ciri tersebut adalah pemimpin
2. Teori
berikut adalah teori yang mengatakan bahwa kepemimpinan itu adalah
sifat atau karakteristik yang dibawa semenjak orang lahir. Jadi menurut
teori ini kepemimpinan adalah bakat alam yang tidak bisa dipelajari.
Teori ini melahirkan pemahaman apa yang disebut Charismatic Leadership.
3. Teori
Tradisional yang mengatakan bahwa perilaku seseorang dalam hubungannya
dengan orang lain, termasuk pemimpinya, adalah hasil dari transaksi
semata. Jadi sebagai contoh stimulus berupa uang, menghasilkan respons
berupa kerja dan ketaatan.
4. Teori
Situasional dari Hersey dan Blanchard (1998). Teori ini mengatakan
bahwa ada pola hubungan tertentu antara pemimpin dan pengikut, dan
hubungan ini bersama-sama dengan struktur tugas yang ditentukan,
menentukan kepemimpinan macam apa yang harus dipraktikkan.
Dalam
pelaksanaanya, pemimpin menyesuaikan gaya dan praktik kepemimpinannya
dengan kematangan pengikutnya. Bahkan dalam praktik, kematangan pengikut
lebih menentukan gaya dan praktik kepemimpinan.
Definisi
Kepemimpinan itu sendiri adalah pengaruh antarpribadi yang dilakukan
dalam suatu situasi memalui komunikasi, untuk mencapai tujuan tertentu.
Dari definisi diatas bahwa dasar dari kepemimpinan adalah pengaruh antar
pribadi, yaitu usaha pemimpin untuk mempengaruhi perilaku pengikutnya.
Tujuan dari pengaruh adalah untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam
pelaksanaan kepemimpinan, pemimpin dihadapkan pada suatu situasi
tertentu dan melakukan kepemimpinannya melalui komunikasi yang merupakan
suatu proses penyampaian pesan yang harus dapat diterima dan di respon
oleh pengikut.
Dari pengamatan dan pemahaman terhadap berbagai teori, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan menpunyai unsur-unsur berikut “
1. Adanya hubungan antar manusia
2. Hubungan itu berdasarkan posisi, kekuasaan, kemampuan, atau faktor-faktor lain
3. tujuan dari penyelenggaraan hubungan itu adalah pencapaian tujuan tertentu
4. Hubungan itu melibatkan individu dan kelompok
5. Hubungan itu dilakukan dalam situasi tertentu
6. Hubungan
itu dilakukan dengan berbagai macam gaya, yang ditentukan oleh
sifat-sifat pemimpin, sifat-sifat pengikut dan situasi dimana proses
kepemimpinan itu terjadi
7. Bahwa dalam keseluruhan proses kepemimpinan, kemunikasi merupakan esensi keberhasilan kepemimpinan
1.3 Karakteristik Pemimpin“Ada sifat-sifat atau karakteristik seseorang yang membedakan apakah dia seorang pemimpin atau bukan”
Seperti
dikatakan sebelumnya bahwa semua orang bisa menjadi pemimpin, tetapi
pemimpin memang mempunyai karakteristik tertentu yang menyebabkan dia
ditaati oleh orang lain. Menurut teori atribut, kepemimpinan merupakan
bakat bawaan sehingga kepemimpinan tidak bisa dipelajari. Ada orang yang
dilahirkan untuk menjadi pemimpin dan ada yang dilahirkan tidak dengan
bakat pemimpin. Dilain pihak, penulis atau ahli kepemimpinan seperti
John Adair (2000) selalu menekankan pelatihan kepemimpinan untuk para
manajer. Jadi menurut Adair kepemimpinan bisa di pelajari.
Para
ahli menampilkan gaya yang berbeda-beda dalam mengulas karakteristik
pemimpin yang baik. Beberapa ahli menggunakan pendekatan-pendekatan
tertentu dalam menentukan karakteristik tersebut, tetapi beberapa
lainnya dengan gamblang mengajukan senarai karakteristik pemimpin,
seperti halnya Bennis (1994). Brikut ini diuraikan pandangan-pandangan
mengenai karakteristik pemimpin yang diambil dari beberapa penulis.
1. Pandangan
Tradisional menekankan bahwa ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang
membedakan seorang pemimpin dan bukan pemimpin. Benni (1994) juga
mengatakan bahwa ciri-ciri atau sifat-sifat positif dari seorang
pemimpin adalah :
- Kecerdasan
- Dasar ilmu yang kuat
- Bertanggungjawab
- Berpatisipasi sosial yang baik
- Status sosio-ekonomik
- Bisa diandalkan
2. Kouzes dan Posner (1993) mengatakan bahwa meyoritas populasi penelitinya dalam 10 tahun menginginkan seorang pemimpin yang :
- Jujur
- Kompeten
- Berwawasan jauh ke depan
- Selalu memberikan inspirasi
3. Ada
pula pandangan bahwa pemimpin adalah pelopor yang selalu mencari
peluang baru dan selalu mengubah status qou. Pemimpin selalu berinovasi,
bereksperimen dan mencari cara untuk memperbaiki organisasi. Pemimpin
memperlakukan kesalahan sebagai pengalaman pembelajaran. Pemimpin juga
siap menghadapi tantangan.
4. Para
ahli juga menemukan bahwa ada korelasi yang signifikan antara ciri-ciri
atau sifat-sifat berikut dengan keberhasilan manajerial :
- Kecerdasan : tanpa kecerdasan, manajer tidak akan mampu membuat konsep dasar segala sesuatu yang akan dilakukan
- Kemampuan membimbing : pemimpin selalu membimbing pengikutnya demi pemberdayaan dan kemandirian dalam melaksanakan tugas
- Inisiatif
: seorang pemimpin tidak menunggu orang lain untuk memberikan perintah,
tetapi dia berinisiatif karena dia percaya dia melakukan apa yang
benar.
- Percaya
diri : seorang pemimpin harus percaya diri dalam menghadapi masalah,
ancaman dan pengikutnya supaya timbul kepercayaan dalam diri pengikutnya
5. John
Adair (1989) juga mengemukakan kualitas seorang pemimpin dangen
menyebutkan kecerdasan, semangat, inisiatif dan antusiasme. Dia juga
mengatakan bahwa kempemimpinan bukan sekedar atribut pribadi atau
kualitas kepribadian secara umum, yang dirangkum menjadi kualitas
kepemimpinan. Kepemimpinan adalah peran yang ditentukan oleh penghargaan
atau eksperimen kelompok atau organisasi.
Demikain
pula yang terjadi dengan setiap karyawan perusahaan atau para anggota
suatu organisasi. Tentu saja karyawan atau anggota suatu organisasi yang
efektif harus memiliki kemampuan dan kemahiran kepemimpinan. Dalam satu
atau lain hal, mereka masing-masing harus memimpin. Tanggung jawab yang
lebih besar selalu disertai dengan wewenang yang lebih pula, dan ini
berarti jenjang kepangkatannya pun akan meningkat. Untuk itu, pemimpin
yang bisa memimpin dirinya maka dia akan bisa memimpin tim dan bisa
membangun tim dengan baik.
1.4 Perilaku Organisasi
Perilaku
organisasi adalah suatu studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku
manusia dalam organisasi atau suatu kelompok tertentu. Ia meliputi aspek
yang ditimbulkan dari pengaruh organisasi terhadap manusia demikian
pula aspek yang ditimbulkan dari pengaruh manusia terhadap organisasi.
Tujuan praktis dari penelaahan studi ini adalah untuk mendeterminasi
bagaimanakah perilaku manusia itu mempengaruhi usaha pencapaian
tujuan-tujuan organisasi.
Serentetan
definisi tentang perilaku organisasi selalu titik awal
pemberangkatannya dimulai dari perilaku manusia dan atau lebih banyak
menekankan pada aspek-aspek psikologi dari tingkah laku individu.
Hal-hal lain yang kiranya bisa diperbandingkan, seprti yang dijelaskan
oleh Duncan, antara lain :
1. Studi
perilaku organisasi termasuk didalamnya bagian-bagian yang relevan dari
semua ilmu tingkah laku yang berusaha menjelaskan tindakan-tindakan
manusia didalam organisasi
2. Perilaku
organisasi sebagaimana suatu disiplin mengenal bahwa individu
dipengaruhi oleh bagaimana pekerjaan diatur dan siapa yang
bertanggungjawab untuk pelaksanaannya.
3. Walaupun
dikenal adanya keunikan pada individu, namun perilaku organisasi masih
memusat pada kebutuhan manajer untuk menjamin bahwa keseluruhan tugas
pekerjaan bisa dijalankan.
Perilaku
organisasi dapat dirumuskan sebagai sistem studi dari sifat organisasi
seperti misalnya : bagaimana organisasi dimulai, tumbuh dan berkembang
dan bagaimana pengaruhnya terhadap anggota-anggota sebagai individu,
kelompok-kelompok pemilih, organisasi-organisasi lainnya dan
institusi-institusi yang lebih besar.
1.5 Unsur-Unsur Tim
Tim
yang dinamis adalah tim yang berkinerja tinggi, tim yang memanfaatkan
energinya untuk menghasilkan sesuatu. Tim trsebut merupakan tim yang
percaya diri, tim yang para anggotanya mengadari kekuatannya dan
menggunakannya untuk mencapai tujuan. Mereka juga merupakan tim yang
pada anggitanya saling membantu satu sama lain, saling memberikan umpan
balik dan saling memotivasi.
Semua
tim yang dinamis memiliki karakter utama yang sama. Dnegan membaca
daftar berikut ini anda akan mengetahui mengapa tim yang dinamis tampak
menonjol diantara tim pada umumnya. Anda akan tahu apa yang harus
diperjuangkan apabila membentuk suatu tim, atau anda bisa menggunakan
daftar tersebut untuk menilai kekuatan dan kelemahan tim.
1. Menyatakan secara jelas misi dan tujuannya
Sebuah
tim perlu menyatakan secara jelas maksud dan tujuannya, bukan hanya
sekedar memahami apa yang perlu dilakukan pada saat teersebut, tetapi
memahami keseluruhan fokus tim. Tujuan dan sasaran yang dipahami oleh
seluruh anggota tim akan meningkatkan komitmen. Pemimpin tim yang
dinamis memastikan bahwa semua anggota terlibat dalam penetapan tujuan
tim.
2. Beroperasi secara efektif
Percobaan
dan kreatifitas merupakan tanda penting dari tim yang dinamis. Tim
semacam itu memperhitungkan resiko dengan mencoba cara yang berbeda
dalam melakukan sesuatu. Mereka tidak takut menghadapi kegagalan dan
mereka selalu mencari peluang untuk mengimplementasikan proses atau
teknik baru. Mereka juga bersikap luwes dan kreatif ketika menghadapi
masalah dan membuat keputusan.
3. Memfokuskan pada hasil
Kemampuan
untuk menghasilkan sesuatu yang dibutuhkan, kektika diperlukan,
merupakan ujian yang sebenarnya. Tim yang dinamis mampu mencapai hasil
melampaui kemampuan jumlah dari individu yang menjadi anggotanya. Pada
anggota tim secara terus menerus memenuhi komitmen waktu, anggaran, dan
mutu. “produktifitas optimum” merupakan tujuan bersama.
4. Memperjelas peran dan tanggung jawab
Tim
yang dinamis dengan jelas menetapkan peran dan tanggungjawab untuk
semua anggotanya. Setiap anggota tim tahu apa yang diharapkan dari
dirinya dan mengetahui peran rekan sesama angggota tim. Tim yang dinamis
selalu memperbaharui peran dan tanggungjawab anggotanya sesuai dengan
oerubahan tuntutan, sasaran dan teknologi.
5. Diorganisasikan dengan baik
Tim
yang dinamis menetapkan bentuk protokol, prosedur dan kebijakan sejak
awal. Struktur memungkinkan tim untuk memenuhi tuntutan setiap tugas
yang harus ditangani
6. Dibangun diatas kekuatan individu
Pelatihan
tim olahraga terus-menerus menginvestasikan keterampilan para
pemainnya. Demikian pula, pemimpin tim bisnis yang dinamis secara
teratur mencatat pengetahuan, keterampilan dan bakat timnya. Pemimpin
tim menyadari kekuatan dan kelemahan para anggotanya, sehingga bisa
secara efektif memanfaatkan kompetensi individu
7. Saling mendukung kepemimpinan anggota yang lain
Dalam
tim yang dinamis, kepemimpinan dibagi diantara para anggotanya. Tidak
ada kepemimpinan mutlak. Dalam tim yang demikian, setiap anggota
memiliki kesepakatan untuk “bersinar” menjadi bintang. Anggota
juga menghargai peran resmi supervisi, karena pemimpin formal dalam tim
yang dinamis selalu mendukung upaya tim dan menghargai keunikan
individu.
8. Mengembangkan iklim tim
Tim
yang berkinerja tinggi anggota yang secara antusias bekerja bersama
dengan tingkat keterlibatan dan energi kelompok yang tinggi. Secara
kolektif, individu anggota merasa lebih produktif dan menemukan bahwa
aktivitas tim memperbaiki kepentingan dan semangatnya. Tim semacam itu
mengembangkan karakter yang berbeda dan menonjol.
9. Menyelesaikan ketidaksepakatan
Ketidaksepakatan
akan selalu terjadi pada setiap tim. Ketidaksepakatan tidak selalu
buruk atau destruktif. Tim yang dinamis bisa menghadapi konflik secara
terbuka. Anggota tim mengakui adanya konflik dan berusaha memecahkan
melalui diskusi yang jujur dan saling percaya
10. Berkomunikasi secara terbuka
Anggota
tim dinamis berbicara secara langsung dan jujur. Masing-masing orang
memberi dan mendapatkan saran dari anggota yang lain, mempertimbangkan
dengan sesungguhnya ucapnya dan kemudian mengembangkan gagasan.
11. Membuat keputusan secara objektif
Tim
yang dinamis memiliki pendekatan yang mantap dan proaktif untuk
memecahkan masalah serta membuat keputusan. Keputusan dicapai melalui
konsensus, setiap orang harus “bisa menerrima” keputusan tersebut
dan bersedia mendungkung. Anggota merasa bebas untuk mengungkapkan
perasaanya terhadap suatu keputusan. Anggota tim memahami dengan jelas
dan menerima semua keputusan dan bersedia mengikuti (mendukung) rencana
yan ditetapkan.
12. Mengevaluasi efektifitasnya sendiri
Sebuah
tim perlu menguji dirinya sendiri secara rutin. Tujuanya adalah untuk
melihat bagaimana pelaksanaan rencananya selama ini. “Penyempurnaan
berkelajutan” (continuous improvement) dan “manajemen proaktif” (proactive management) merupakan
falsafah yang bisa diterapkan dengan baik bagi pembentukan tim yang
dinamis. Jika muncul masalah kinerja, mereka bisa segera memecahkan
sebelumnya berkembang permasalahan serius.
Unsur-unsur
yang disajikan diatas adalah daftar. Jarang sekali ada tim yang hebat
pada masing-masing butir diatas. Tetapi yang penting secara keseluruhan,
unsur-unsur tersebut mendukung kehebatan tim.
1.6 Membangun Tim Yang Baik
Apakah
anda bersama tim siap untuk membangun sebuah tim yang dinamis ? jika
siap, berarti sekarang anda membutuhkan sebuah model sebagai panduan
untuk mencapai tujuan akhir yang ditetapkan. Dalam beberapa hal, rute
yang akan anda tempuh mungkin bervariasi, tetapi secara umum semua tim
yang dinamis melewati jalur yang sama.Anda bisa membayangkan proses
seperti tahapan mendaki gunung. Tim yang baik membutuhkan perencanaan,
strategi dan tentu saja kerja keras untuk menaklukan gunung tersebut.
Anda tidak bisa menaklukan puncak gunung dalam semalam, namun jika tim
anda tekun, terus menerus bergerak naik, meskipun perlahan, akan
membuahkan hasil yang menggembirakan.
Tahapan utama perkembangan Tim adalah membangun tim yang dinamis melewati empat tahapan utama berikut ini :
1. Menetapkan arah
Tim
anda harus memfokuskan pada misinya dan membuat garis besar jalur yang
akan ditempuh selama perjalanan. Anda akan menjalankan tahap kritis
pertama dalam pendakian gunung ini dengan menetapkan tujuan, prioritas
dan peraturan bagi tim anda
2. Bergerak
Tahap
bergerak mendorong anda untuk mulai mendaki gunung dengan memastikan
bahwa peran dan tanggungjawab semua anggota tim ditetapkan dengan jelas.
Dalam fase ini, anda juga akan menghadapi berbagai kendala yang harus
diatasi
3. Mempercepat gerak
Fase
mempercepat gerak menyebabkan produktifitas naik dengan cepat. Tim anda
mengatasi kesulitan dengan memanfaatkan umpan balik dari sesama
anggota, manajemen konflik, kerja sama, dan pembuatan keputusan yang
efektif. Anda menguasai wilayah dengan cepat dan efektif, menaklukan
gunung dengan kekuatan dan daya tahan mutlak
4. Sampai
Pada
fase paling akhir-sampai-tim anda mencapai puncak gunung. Anda telah
mencapai prestasi puncak. Tim anda telah benar-benar berfungsi sebagai
tim yang baik. Dengan demikian, meskipun tim anda akan menghadapi
berbagai rintangan, anda telah memiliki banyak peluang. Pada bab
berikutnya, kita akan melihat bagaimana sebuah tim siap mendaki
1.7 Fase Menetapkan Arah Menuju Misi
Fase
pertama dalam membangun tim dinamis adalah memfokuskan para anggota
pada tujuan tim. Untuk meyelesaikan fase pertama, mengarahkan ke misi
tim. Anda perlu merumuskan ; pernyataan misi tim, tujuan dan prioritas
tim serta peraturan.
Membuat
pernyataan misi tim. Menyepakati pernyataan misi tim sama dengan
menyepakati suatu tujuan. Jika beberapa anggota tim meyakini bahwa
menaklukan Puncak produktifitas merupakan kunci keberhasilan tim,
sementara anggota yang lain hanya berfikir mendaki Gunung Cincai saja,
berarti tim anda telah memotong potensi prestasinya. Kekuatan anda
terpecah. Tim anda membutuhkan konsensus.
1. Melakukan sumbang saran gagasan
Dengan
meminta gagasan dari anggota tim berarti melibatkan mereka dalam proses
pembentukan tim. Mulailah dengan meminta mereka untuk mengidentifikasi
hal hal yang telah berjalan baik
2. Menganalisis gagasan
Setelah
menyelesaikan sumbang saran, selanjutna tim perlu mengevaluasi manfaat
dari masing-masing gagasan yang dihasilkan. Pernyataan misi yang
memberikan kesempatan kepada anggota timuntuk secara seksama
mempertimbangkan gagasan yang diajukan.
3. Membuat draf pernyataan misi
Tahap
berikutnya memeilih gagasan yang terbaik dan membuat draf peryantaan
misi. Karena pernyataan ini masih dalam bentuk draf, tidak perlu
khawatir kalau belum sempurna. Anda cukup mempertimbangkan gagasan
anggota tim dan pemikiran sendiri mengenai maksud keberadaan tim.
Kemudian berikan contoh pernyataan misi dan mintalah tanggapan serta
perubahan untuk memperbaikinya.
4. Memfinalkan dan membuat komitmen terhadap pernyataan misi
Susun
kembali pernyataan misi dengan bantuan anggota tim. Memang tidak ada
rumusan yang bisa memuaskan semua anggota tim, tetapi pernyataan
dasarnya harus disepakati oleh semuanya. Setelah disepakati, mintalah
komitmen dari setiap anggota tim. Untuk memantapkan komitmen, tuliskan
secara jelas pernyataan misi tersebut dan tayangkan secara teratur di
tempat yang strategis
1.8 Fase Meraih Efektifitas Tim
Setelah
fase sebelumnya, tim anda berada di kaki gunung, dengan peta di tangan.
Anda sudah tahu arah mana yang harus dituju dan dimana saja harus
berhenti sepanjang perjalanan. Pada fase kedua anda perlu ;
mengklarifikasi peran dan tanggung jawab anggota tim, mengindentifikasi
penghalang.
Tim
yang dinamis bisa mencapai tujuan secara jauh lebih efektif dibanding
pencapaian tujuan secara individu. Untuk meraih efektifitas, anda harus
mengindentifikasi peran dan tanggung jawab. Dengan mengklarifikasi peran
dan tanggung jawab masing-masing anggota, tim anda akan mengetahui cara
meraih keberhasilan. Anggota tim tidak akan “berada dalam kegelapan”,
dan tersandung-sandung selama perjalanan pendakian
Ungkapkan
harapan dan antisipasi. Tidak semua orang memiliki pandangan yang sama
mengenai tugas atau tanggungjawab. Anda perlu mengungkapkan harapan dan
antisipasi untuk masing-masing tugas sebelum diberikan kepada
penaggungjawabnya. Kemudian anda harus menunjukan secara tepat apa yang
perlu dilakukan untuk mencapai masing-masing tugas
Libatkan
semua anggota tim. Ingatlah, semua tim tidak menghendaki kepemimpinan
yang otoriter. Sebuah tim hanya bisa berfungsi sebagai tim sejati bila
semua anggotanya berpartisipasi, bukan Cuma bekerja bila diperintahkan
saja. Anda tidak bisa mendapatkan hasil yang dinamis jika hanya anda
sendiri yang menetapkan tanggung jawab mereka. Dengan memberikan
kesempatan anggota tim secara bersama memutuskan tanggungjawab senddiri,
komitmen mereka meningkat.
Mengindentifikasi
kespesifikan. Setelah anggota tim mengindentifikasi keinginannya,
tibalah waktunya untuk mengindentifikasi secara spesifik, dengan
demikian anda akan mengetahui apa yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuan dan siapa yang akan membantu tercapainya keberhasilan tim.
Membahas
akuntabilitas. Setelah menerapkan peran dan tanggungjawab spesifik,
anda dan anggota yang lain bisa melihat pengaruh masing-masing anggota
terhadap keberhasilan tim. Keberhasilan tim anda tergantung pada
kemampuan masing-masing anggota dalam memenuhi perannya. Hanya bila
setiap anggota komit terhadap pernyataan misi tim, maka mereka juga akan
komit terhadap tanggung jawab sendiri. Mengindentifikasi penghalang.
Pada fase ini biasanya simtom buruknya tim mulai bisa diindentifikasikan
kuncinya bukan hanya mengetahui gejala tim yang buruk, tetapi justru
mengobati sebab yang mendasarinya. Apabila tidak dilakukan, hal ini bisa
dinamis. Anda tidak boleh ragu untuk menghadapi berbagai penghalang,
tetapi anda bisa menghindarinya dengan persipan yang memadai.
1.9 Fase Mempercepat Gerak Kerja Sama Tim
Pada
akhir fase kedua diatas, momentum tim harus sudah meningkat sehingga
mampu mendaki gunung dengan cepat. Pada awalnya, pendakian ini
memungkinkan penyenangkan, tetapi sering kali daya tarik pertualangannya
lama-kelamaan menghilang ketika tugas sehari-hari menjadi membosankan
dan teman petualangan mulai jengkel kepada anda. Anda harus memilih
untuk mundur atau membuat upaya ekstraguna mendorong tim anda mencapai
puncak gunung.
Anda
telah membuat pernyataan misi, memilih tujuan dan menyusun pedoman tim
anda. Anda telah mengklasifikasikan peran dan tanggung jawab anggota
tim, baik dalam penugasan tim manajemen maupun individu. Sekarang pada
fase ini anda harus menanamkan upaya yang perlu untuk membuat tim anda
menghasilkan sesuatu. Untuk mempercapat gerak, tim anda harus :
meningkatkan umpan balik sesama anggota, memiliki komitmen untuk
menyelesaikan konflik, bekerja sama untuk berkreatifitas dan menangani
pembuatan keputusan. Mungkin ini merupakan langkah-langkah yang sulit,
tetapi yang difokuskan untuk menjadi dinamis akan berusaha melakukannya.
Menciptakan
lingkungan yang mendorong anggota untuk memenuhi tujuan tim
mensyaratkan adanya umpan balik sesama anggota. Tanpa umpan balik, baik
yang positif maupun yang negatif, anggota tim akan kekuranan inspirasi
untuk memperbaiki kekurangan yang ada atau untuk memeperoleh keunggulan.
Dalam tahap pertama membangun tim yang dinamis, anda mendapati perlunya
menentukan prioritas bagi masing-masing anggota tim. Dengan adanya
prioritas, anggota tim membatu untuk memfokuskan pada tujuan tim dan
memungkinkannya untuk memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi.
Jika prioritas anda jelas dan ringkas, akan memudahkan untuk memberi
umpan balik yang konstruktif. Karena setiap anggota tim saling
mengetahui tanggungjawabnya satu sama lain, maka umpan balik anda akan
objektif dan tidak bertele-tele.
Langkah
kedua adalah melakukan observasi perilaku dan kinerja. Anda tidak akan
bisa memberikan umpan balik kecuali secara prbadi langsung mengamati
bagaimana sesama anggota tim bekerja. Jangan sepelekan langkah ini. Jika
anda memberi umpan balik berdasarkan kabar dari orang lain atau
berdasarkan harapan anda sendiri, anggota tim akan merasakan tidak
adanya bukti yang subtansial, dan akan berakhir dengan tidak tercapainya
tujuan anda. Langkah berikutnya memberikan umpan balik dengan segera.
Jangan menunggu terlalu lama untuk memberi umpan balik. Jika anda segan
untuk memberi umpan balik, potensi anda untuk mengarahkan atau memberi
inspirasi akan menurun. Jika umpan balik anda terutama positif tetapi
anda menunda untuuuk menyampaikannya, anggota tim yang menerimanya akan
mempertanyakan kepentingan dan ketulusan anda. Jika umpan balik anda
berisi kritik yang konstruktif dan anda menunda menyampaikanny, anggota
tim juga akan bertanya mengapa anda jengkel.
Mengakui
pencapaian sasaran secara berhasil akan membantu memastikan bahwa
sesama anggota tim akan terus bekerja dengan baik. Untuk mengakui
keberhasilan kerja tim bisa dilakukan dengan cara seperti misalnya
mengajak makan siang diluar atau memberi penghargaan atas
keberhasilannya.
Yang
perlu dilakukan adalah memiliki komitmen untuk menyelesaikan konflik.
Setiap tim yang berhasil pasti menguasai cara menyelesaikan konflik
mereka memanajemeni konflik sehingga tidak menggangu tim, menybabkan
perpecahan atau menghalangi kemajuan. Tim yang dinamis belajar
menyelesaikan ketidakpastian dengan segera jika tidak konflik akan
merebak dari waktu ke waktu, akan mengubah iklim yang tadinya sehat
menjadi tidak sehat. Tim yang berhasil selalu melibatkan kerja bersama.
Tim yang memanfaatkan kapasitas penuh semua anggoanya memahami kerja
sama. Ketika semua anggota tim bekerja bersama selama pertemuan tim,
gagasan kreatif muncul dan terjadilah inovasi.jika pemimpin membuat
semua keputusan untuk timnya, maka kekuasaan akan terenggut dari semua
anggotanya. Ini merupakan hirarki pembuatan keputusan tradisional.
Anggota tim dengan enggan mengikuti semua keputusan yang dibuat oleh
pemimpin, yang pada gilirannya pada pengamalan keputusan. Memperkuat
kerjasama tim telah menggerakkan tim anda menuju puncak prestasi.
Anggota tim berkomitmen untuk menyelesaikan konflik secara konstruktif,
keterampilan memberikan umpan balik telah ditingalkan dan proses
pembuatan keputusan yang efektif telah dibuat dan didukung. Sebernanya
puncak ini telah ada didepan mata.
1.10 Fase Sampai di Puncak Prestasi
Anda
telah berhasil membangun dan memimpin tim menjadi tim yang solid dan
dapat diandalakan. Tujuan saat ini adalah mempertahankan pegangan anda
untuk meminta tim anda tetap berkomitmen. Mempertahankan posisi puncak
memang sangat sulit namun demikian cara yang mungkin efektif adalah
memberikan motivasi yang tiada berhenti dan selalu melakukan inovasi
kepada seluruh anggota tim.
1.11 Ikhtisar
Membangun
dan memimpin tim yang baik memerlukan waktu. Upaya ini membutuhkan
kesabaran, ketahanan dan semangat yang membara untuk mencapainya. Tetapi
anda telah melakukannya, langkah demi langkah sampai berhasil mencapai
puncak. Dan apabila perubahan menyebabkan anda terlempar dari pegangan,
anda dan seluruh anggota tim akan bangkit kembali, serta berusaha
memanjat kembali dengan semangat baru.
Mengapa
kita perlu melakukan semua ini ? mengapa kita tidak naik pesawat
terbang saja dan minta ppilotnya untuk menurunkan kita di puncak gunung ?
karena tidak akan pernah pesawat akan membawa anda kesana. Kesuksesan
harus diukir sejak dini dan sejak awal seperti orang yang mengumpulkan
uang sedikit demi sedikit dan akhirnya menjadi bukit demikian halnya
kekompakan dalam membangun dan memimpin Tim yang baik tidak dapat
dilakukan secara cepat “instant” semua itu butuh proses dan
mengajaran-mempelajadi yang lama, terlebih mempertahankanya manjadi
lebih konstan akan lebih memakan waktu. Namun semua itu tidak ada yang
tidak mungkin dicapai, jika ada kemauan dan ketekunan dari pemimpin
kepada anggotanya semua akan tercapai dengan baik.ya